Laporan Praktikum Tanggal
Mulai
: 16 November 2011
Mata Kuliah Penilaian Status Gizi Tanggal
Selesai: 16 November 2011
PENILAIAN KONSUMSI
PANGAN INDIVIDU
DENGAN METODE FOOD
WEIGHING
Oleh :
Dwi
Nuraini I14104038
Asisten:
Nunung Cipta
Dainy, SP, Msi
Dudung Angkasa,
S.Gz
Penanggung Jawab
Mata Kuliah:
Prof. Dr.
Clara M. Kusharto, MSc
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Kebiasaan
makan adalah cara-cara individu atau kelompok individu dalam memilih,
mengkonsumsi, dan menggunakan makanan yang tersedia yang didasarkan kepada
faktor-faktor sosial dan budaya dimana ia hidup. Kebiasaan makan sangat dipengaruhi gaya hidup.
Faktor-faktor yang merupakan input bagi terbentuknya gaya hidup keluarga adalah
penghasilan, pendidikan, lingkungan hidup kota atau desa, susunan keluarga,
pekerjaan, suku bangsa, kepercayaan dan agama, pendapat tentang kesehatan,
pendidikan gizi, produksi pangan dan ditribusi, serta sosial politik
(Almatsier, 2003).
Penilaian
status gizi merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi seseorang dengan cara
mengumpulkan data penting, baik yang bersifat objektif maupun subjektif, yang
kemudian dibandingkan dengan baku yang telah tersedia. Penilaian status gizi
ada dua macam, yaitu penilaian status gizi secara langsung dan penilaian status
gizi secara tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi
menjadi empat penilaian, yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Penilaian secara tidak langsung meliputi: survei konsumsi
makanan, statistik vital, dan faktor ekologi (Supariasa 2001).
Pengukuran
dapat dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan wawancara terhadap
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari,atau bulan yang lalu
(recall). Pengukuran
juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau
kegiatan responden (Notoatmodjo, 2005).
Tujuan
Tujuan dari pembuatan
laporan ini adalah untuk menilai konsumsi pangan tingkat individu dengan metode
food weighing dan untuk mengetahui
kebutuhan gizi pada individu.
TINJAUAN PUSTAKA
Food Weighing
Food weighing adalah salah satu metode penimbangan makanan. Pada metode
penimbangan makanan ini responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh
makanan yang dikonsumsi responden selama satu hari. Food weighing mempunyai
ketelitian yang lebih tinggi dibanding metode-metode lain karena banyaknya
makanan yang dikonsumsi sehari-hari diketahui dengan cara menimbang (Mey 2010).
Pada
proses food weighing, semua makanan yang akan dikonsumsi pada waktu
makan pagi, siang, dan malam serta makanan selingan antara dua waktu makan
ditimbang dalam keadaan mentah (AP), juga ditimbang dan dicatat makanan segar
yang siap santap serta makanan pemberian. Setiap selesai makan ditimbang semua
makanan yang tidak dimakan, yang meliputi makanan sisa dalam piring, sisa
makanan yang masih dapat dilakukan untuk waktu makan selanjutnya, yang
diberikan pada ternak dan yang diberikan pada orang lain. Makanan yang dibawa
ke luar rumah oleh anggota keluarga misalnya untuk bekal sekolah dan yang
dimakan oleh tamu juga ditimbang dan dicatat untuk menghitung konsumsi aktual
(Kusharto & Sa’diyah 2008).
Pola Konsumsi
Pola konsumsi pangan adalah
berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jenis, frekuensi dan
jumlah bahan pangan yang dimakan tiap hari oleh satu orang atau merupakan ciri
khas untuk sesuatu kelompok masyarakat tertentu (Santoso 2004).
Pangan merupakan kebutuhan mendasar
bagi hidup manusia. Pangan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara
pengolahanya. Di masyarakat dikenal pola pangan atau kebiasaan makan yang ada
pada masyarakat dimana seseorang anak hidup. Keadaan kesehatan tergantung dari
tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas
hidangan. Kuantitas hidangan menunjukan adanya semua zat gizi yang diperlukan
tubuh di dalam susunan hidangan dan perbandingannya yang satu terhadap yang
lain. Kuantitas menunjukan jumlah masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan
tubuh. Jika susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari sudut kualitas
maupun kuantitasnya, maka tubuh akan mendapat kondisi kesehatan gizi yang
sebaik-baiknya. Konsumsi yang menghasilkan
kesehatan gizi yang sebaik-baiknya disebut
konsumsi adekuat. Bila konsumsi baik kuantitasnya dan dalam jumlahnya melebihi
kebutuhan tubuh dinamakan konsumsi berlebih, maka akan terjadi suatu keadaan
gizi lebih (Sediaoetama 2006).
Konsumsi
Pangan dan Kecukupan Gizi
Konsumsi pangan merupakan banyaknya
atau jumlah pangan, secara tunggal maupun beragam, yang dikonsumsi seseorang
atau sekelompok orang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis,
psikologis dan sosiologis. Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk
memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak menyediakan energi bagi
tubuh, mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta untuk pertumbuhan
(Harper et al 1986). Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi konsumsi
pangan adalah jenis, jumlah produksi dan ketersediaan pangan. Untuk tingkat
konsumsi (Sedioetama 1996), lebih banyak ditentukan oleh kualitas dan kuantitas
pangan yang dikonsumsi. Kualitas pangan mencerminkan adanya zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh yang terdapat dalam bahan pangan, sedangkan kuantitas
pangan mencerminkan jumlah setiap gizi dalam suatu bahan pangan.
Kecukupan gizi adalah rata-rata
asupan gizi harian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua
(97,5%) orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu.
Nilai asupan harian zat gizi yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gizi
mencakup 50% orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis
tertentu disebut dengan kebutuhan gizi (Hardinsyah dan Tampubolon 2004). Kecukupan
energi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, ukuran
tubuh, status fisiologis, kegiatan, efek termik, iklim dan adaptasi. Untuk kecukupan
protein dipengaruhi oleh faktor-faktor umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status
fisiologi, kualitas protein, tingkat konsumsi energi dan adaptasi (Hardinsyah
dan Tampubolon 2004).
Perencanaan
pemenuhan kebutuhan dan kecukupan zat gizi perlu untuk dilakukan agar kecukupan
dan kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi secara optimal. Perencanaan pemenuhan
kecukupan zat gizi dapat dilakukan melalui beberapa langkah, di antaranya
adalah dengan menentukan kebutuhan zat-zat gizi masing-masing individu,
memperhatikan zat gizi pada bahan pangan yang akan dikonsumsi, serta upaya
pemenuhan menu sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang (Azwar 2004).
METODOLOGI
Waktu
dan Tempat
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Rabu, 16 November 2011 pukul 13.00-16.30 WIB. Bertempat
di Laboratorium Kulinari Lantai 2 Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Alat
dan Bahan
Alat yang
digunakan pada praktikum ini yaitu panci, wajan, kompor, sodet, ulekan,
spatula, talenan, timbangan. Bahan yang digunakan yaitu Beras, gurame, tahu,
udang, kulit pangsit, kangkung, melon, baby corn, telur, tepung meizena, tepung
terigubumbu masak.
Prosedur Percobaan
Bahan
dari masing-masing menu yang telah ditentukan dipersiapkan
↓
Ditimbang semua bahan makanan
↓
Dicatat untuk mendapatkan berat kotor
↓
Dikupas bahan makanan atau dipisahkan dari bagian-bagian yang tidak dapat
dikonsumsi
↓
Dicatat untuk mendapatkan berat yang dapat dikonsumsi
↓
Dimasak bahan makanan sesuai prosedur yang berlaku
↓
Ditimbang berat matang dan dicatat hasil penimbangan
↓
Makanan diambil setiap anggota
keluarga sesuai porsi
↓
Ditimbang berat per porsi
↓
Dicatat hasil penimbangan
↓
Ditimbang jika ada makanan sisa
↓
Dicatat hasil penimbangan
↓
Data diolah untuk menilai konsumsi pangan
Gambar 1 Prosedur kerja praktikum food weighing
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran
dapat dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan wawancara terhadap
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari,atau bulan yang lalu
(recall). Pengukuran
juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau
kegiatan responden (Notoatmodjo, 2005). Penilaian
status gizi merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi seseorang dengan cara
mengumpulkan data penting, baik yang bersifat objektif maupun subjektif, yang
kemudian dibandingkan dengan baku yang telah tersedia. Penilaian status gizi
ada dua macam, yaitu penilaian status gizi secara langsung dan penilaian status
gizi secara tidak langsung (Supariasa
2001).
Pola konsumsi pangan adalah
berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jenis, frekuensi dan
jumlah bahan pangan yang dimakan tiap hari oleh satu orang atau merupakan ciri
khas untuk sesuatu kelompok masyarakat tertentu (Santoso 2004). Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas
serta kuantitas hidangan. Kuantitas hidangan menunjukan adanya semua zat gizi
yang diperlukan tubuh di dalam susunan hidangan dan perbandingannya yang satu
terhadap yang lain. Kuantitas menunjukan jumlah masing-masing zat gizi terhadap
kebutuhan tubuh (Sediaoetama 2006).
Praktikum penilaian status gizi dilakukan kegiatan recall dengan
pengukuran yang dilakukan secara langsung oleh tiap individu pada menu yang
dikonsumsi. Berdasarkan menu yang dikonsumsi oleh individu akan diketahui pola
konsumsi dan tingkat konsumsi individu tersebut. Tingkat konsumsi perkapita perhari perindividu dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Tingkat Konsumsi
Perkapita perhari dari satu keluarga contoh distribusi pangan
NO
|
jenis pangan
|
Berat (gr)
|
Energi (Kal)
|
Protein (gr)
|
Fe (mg)
|
Vit.A (RE)
|
1
|
Beras
|
78
|
355
|
6.7
|
0.8
|
0.0
|
2
|
Gurame
|
24
|
27
|
4.1
|
0.2
|
3.6
|
3
|
Telur
|
5
|
8
|
0.6
|
0.2
|
45.0
|
4
|
Udang
|
4
|
4
|
0.8
|
0.3
|
2.4
|
5
|
Bakso
|
6
|
22
|
1.4
|
0.4
|
0.6
|
6
|
Sosis
|
5
|
22
|
0.8
|
0.1
|
0.0
|
7
|
Kangkung
|
29
|
8
|
0.1
|
0.7
|
87.8
|
8
|
Jagung
Semi
|
11
|
4
|
0.2
|
0.1
|
22.0
|
9
|
tahu
|
23
|
16
|
1.8
|
0.2
|
0.0
|
10
|
melon
|
25
|
10
|
0.2
|
0.1
|
8.3
|
11
|
nanas
|
4
|
2
|
0.0
|
0.0
|
5.2
|
12
|
saus
tomat
|
2
|
1
|
0.0
|
0.0
|
2.6
|
13
|
terigu
|
3
|
11
|
0.3
|
0.2
|
3.6
|
14
|
bawang
merah
|
3
|
2
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
Tabel 1 Tingkat Konsumsi
Perkapita perhari dari satu keluarga contoh distribusi pangan (lanjutan)
NO
|
jenis pangan
|
Berat (gr)
|
Energi (Kal)
|
Protein (gr)
|
Fe (mg)
|
Vit.A (RE)
|
15
|
bawang
putih
|
2
|
2
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
16
|
bawang
bombay
|
1
|
3
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
17
|
daun
bawang
|
2
|
2
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
18
|
Minyak
|
7
|
62
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
19
|
gula
|
2
|
8
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
20
|
cabe
merah
|
2
|
1
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
21
|
kerupuk
udang
|
11
|
39
|
1.9
|
0.2
|
5.5
|
Total
|
521
|
18.6
|
3.3
|
183
|
||
Konsumsi/Kap(Total/PCCU)
|
1579
|
56.4
|
10.0
|
554.5
|
||
Kecukupan/Kap
[.]
|
2046
|
44.5
|
26.0
|
500.0
|
||
Tingkat
kecukupan (%RDA)
|
77
|
127
|
38.5
|
110.9
|
Berdasarkan
tabel 1, dapat
dilihat
tingkat konsumsi yang diperlukan tubuh di dalam susunan
hidangan dan perbandingannya yang satu terhadap yang lain.
Berdasarkan table diatas, diperoleh angka tingkat konsumsi dan kecukupan individu
terhadap beberapa zat
gizi dalam satu kali waktu makan. Menu yang disajikan pada praktikum kali ini
yaitu nasi, fillet gurame saus nanas , pangsit tahu, tumis kangkung
pedas, melon
dan es serut melon untuk frekuensi makan
siang. Adapun zat-zat gizi yang dihitung pada praktikum kali ini antara lain
energi, protein, zat besi (Fe) dan vitamin A.
Tingkat kecukupan energi
dan vitamin A yang
diperoleh cukup normal secara berurutan,
yaitu 35,97% dan 110.9%. Sedangkan
tingkat kecukupan protein dan Fe melebihi batas normal, yaitu secara berurutan 127% dan 38.5%. sehingga
dapat dihitung angka kecukupan berdasarkan berat dan umur yang dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2
Angka kecukupan berdasarkan berat dan umur
Energi
|
Protein
|
Fe
|
Vit A
|
|||||||||
*
|
**
|
*
|
**
|
*
|
**
|
*
|
**
|
|||||
1
|
Dwi Nuraini
|
56
|
22
|
0.33
|
2046
|
675.2
|
44.5
|
14.7
|
26
|
8.58
|
500
|
165
|
Total
|
0.33
|
675.2
|
14.7
|
8.58
|
165
|
|||||||
Kecukupan/
Kap (total/PCCU)
|
2046
|
44.5
|
26
|
500
|
Keterangan:
* :
Angka kecukupan berdasarkan berat dan umur
** : Angka kecukupan berdasarkan berat
dan umur yang telah dikali PCCU.
Berdasarkan Tabel 2, diperoleh perhitungan angka
kecukupan erdasarkan berat dan umur dilihat dari energi, protein, Fe dan vitamin A pada
tiap individu dengan berat badan aktual
individu. Kemudian
dibagi berat badan acuan dan dikali tingkat konsumsi acuan pada tabel angka kecukupan gizi rata-rata per-orang per-hari (WNPG 2004). Sehingga secara
total diperoleh nilai rata-rata secara berurut yaitu energi sebesar 2046 kal, protein sebesar
44.5 gram, Fe sebesar
26.0 mg dan vitamin A sebesar 500 RE dalam satu kali makan.
Angka
kecukupan rata-rata protein per hari untuk pria usia 19-29 tahun adalah 60 g
sedangkan wanita sebesar 50 g. Hasil kecukupan protein yang didapat pada Tabel 4 sebesar 44.5
g dan termasuk dalam
kategori kecukupan
protein telah tercukupi.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Food weghing individu, individual food record
Tabel 3 Food
weghing individu, individual food
record
Menu
|
Jenis Makanan
|
Deskripsi
|
Berat
|
Berat makanan bersih setiap penyajian
(gram)
|
Berat makanan dalam panci + tutup (gram)
|
|
AP
(gram)
|
EP
(gram)
|
|||||
Nasi
|
Beras
|
Putih Giling
|
1000
|
1000
|
1206
|
1306
|
Fillet Gurame
saus nanas
|
Fillet ikan gurame
|
bersih, tidak berlendir
|
600
|
550
|
1364,00
|
1864,00
|
Tepung terigu
|
tidak tengik
|
|
100
|
|||
Telur
|
|
120
|
108
|
|||
Minyak
|
|
150
|
120
|
|||
Bawang bombay
|
|
50
|
45
|
|||
Bawang putih
|
|
20
|
18
|
|||
Daun bawang
|
|
15
|
10
|
|||
Cabai hijau
|
|
15
|
12
|
|||
Cabai merah
|
|
20
|
18
|
|||
Gula pasir
|
|
|
10
|
|||
Garam
|
|
|
5
|
|||
Saus tomat
|
|
|
250
|
|||
Nanas
|
Bersih, matang,tidak busuk
|
153
|
100
|
|||
Tumis kangkung pedas
|
Kangkung
|
bersih, berwarna hijau segar
|
1190
|
700
|
1717,50
|
2217,50
|
Jagung semi
|
bersih,segar
|
300
|
300
|
|||
Bawang putih
|
|
18,8
|
10
|
|||
Bawang merah
|
|
45
|
40
|
|||
Cabai merah
|
|
66
|
60
|
|||
Bakso
|
|
|
170
|
|||
Sosis
|
|
|
120
|
|||
Gula pasir
|
|
|
5
|
|||
Garam
|
|
|
2,5
|
|||
Minyak
|
|
12
|
10
|
|||
Pangsit Tahu
|
Tahu
|
warna putih,tidak berbau dan tidak
berlendir
|
|
1250
|
1116,11
|
1616,11
|
Udang
|
|
290
|
200
|
|||
Kulit Pangsit
|
|
|
250
|
|||
Bawang merah
|
|
30
|
28
|
|||
Bawang putih
|
|
20
|
18
|
|||
Daun bawang
|
|
15
|
12
|
|||
Telur
|
|
120
|
108
|
|||
Minyak
|
|
200
|
133
|
|||
Gula pasir
|
|
|
5
|
|||
Garam
|
|
|
5
|
|||
Melon potongan
|
Melon
|
Berwarna hijau segar,tidak busuk
|
1752
|
1200
|
1200
|
1500
|
Es Serut Melon
|
Melon
|
|
625,8
|
420
|
2140
|
2176
|
Biji Selasih
|
|
|
120
|
|||
Es Sirup
|
|
|
100
|
Tabel 3 Food weghing individu, individual
food record (Lanjutan)
Menu
|
Jenis Makanan
|
Deskripsi
|
Berat
|
Berat makanan bersih setiap penyajian
(gram)
|
Berat makanan dalam panci + tutup (gram
|
||||
AP
(gram)
|
EP
(gram)
|
||||||||
|
|
||||||||
Kerupuk Udang
|
Kerupuk Udang
|
|
180
|
170
|
198
|
398
|
|||
Minyak
|
Tidak tengik
|
100
|
28
|
||||||
Tabel 4
Menu Makan Siang
Menu
|
Makan siang individu (gram)
|
Nasi
Fillet
Gurame saus Nanas
Pangsit
Tahu
Tumis
Kangkung Pedas
Kerupuk
Es
Serut Melon
|
197
36
38
57
14
100
|
Lampiran 2 Komposisi, % distribusi, %
distribusi konsumsi, dan intik mentah hidangan
Nasi
I. Intik 197 gr (100%
distribusi )
II. Intik
Mentah (beras) 197 X 0.5 = 98.5 gram
III. Nilai Gizi Nasi
Tabel 5 Kandungan gizi nasi
Intik (gr)
|
Energi (kal)
|
Protein (gr)
|
Lemak (gr)
|
KH (gr)
|
Ca (mg)
|
Fe (mg)
|
Vit. A (RE)
|
Thiamin (mg)
|
Roboflavin (mg)
|
Niasin (mg)
|
Vit.C (mg)
|
98.5
|
355
|
6.7
|
0.7
|
77.7
|
5.9
|
0.8
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.3
|
0.0
|
Fillet Gurame
Saus Nanas
I. Komposisi
Bahan
|
Berat (gr)
|
Fillet ikan gurame
|
550
|
Tepung terigu
|
100
|
Telur
|
108
|
Minyak
|
120
|
Bawang bombay
|
45
|
Bawang putih
|
18
|
Daun bawang
|
10
|
Cabai hijau
|
12
|
Cabai merah
|
18
|
Gula pasir
|
10
|
Garam
|
5
|
Saus tomat
|
250
|
Nanas
|
100
|
total
|
1246
|
II. % Distribusi
550 : 1246
|
= 0.40 (44%)
|
100 : 1246
|
= 0.08 (8%)
|
108 : 1246
|
= 0.09 (9%)
|
120 : 1246
|
= 0.09 (9%)
|
45 : 1246
|
= 0.04 (3.6%)
|
18 : 1246
|
= 0.01 (1.4%)
|
10 : 1246
|
= 0.01 (0.8%)
|
12 : 1246
|
= 0.01 (0.9%)
|
18 : 1246
|
= 0.01 (1.4%)
|
10 : 1246
|
= 0.01 (0.8%)
|
5 : 1246
|
= 0.004 (0.4%)
|
250 : 1246
|
= 0.20 (20%)
|
100: 1246
|
= 0.1 (10%)
|
Total 0.964 (100%)
III.% Distribusi
Konsumsi
%
|
Berat (gr)
|
Berat (gr)
|
44%
|
36
|
16
|
8%
|
36
|
3
|
9%
|
36
|
3
|
9%
|
36
|
3
|
3.6%
|
36
|
1
|
1.4%
|
36
|
1
|
0.8%
|
36
|
1
|
0.9%
|
36
|
1
|
1.4%
|
36
|
1
|
0.8%
|
36
|
1
|
0.4%
|
36
|
1
|
2.0%
|
36
|
2
|
10%
|
36
|
4
|
Total
|
38
|
IV.
Intake
mentah
Bahan
|
Berat (gr)
|
Fillet ikan gurame (16 x 1.5)
|
24
|
Tepung terigu
|
3
|
Telur
|
3
|
Minyak
|
3
|
Bawang bombay
|
1
|
Bawang putih
|
1
|
Daun bawang
|
1
|
Cabai hijau
|
1
|
Cabai merah
|
1
|
Gula pasir
|
1
|
Garam
|
1
|
Saus tomat
|
2
|
Nanas
|
4
|
V. Nilai
zat gizi Fillet Gurame Saus Nanas
Tabel 6
Kandungan gizi hidangan fillet gurame saus nanas
Bhn
|
Brt (gr)
|
Kandungan Gizi
|
||||||||||||||||||||||
E (kal)
|
P
(gr)
|
L (gr)
|
KH (gr)
|
Ca (mg)
|
Fe (mg)
|
Vit. A (RE)
|
Thiamin (mg)
|
Roboflavin (mg)
|
Niasin (mg)
|
Vit.C (mg)
|
||||||||||||||
Gurame
|
24
|
27
|
4.1
|
1.1
|
0.0
|
4.8
|
0.2
|
3.6
|
0.0
|
0.0
|
2.1
|
0.0
|
||||||||||||
Telur
|
3
|
5
|
0.4
|
0.3
|
0.0
|
1.6
|
0.1
|
27.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
||||||||||||
tp
terigu
|
3
|
11
|
0.3
|
0.0
|
2.3
|
0.5
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.1
|
0.0
|
||||||||||||
bw
bombay
|
1
|
3
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
||||||||||||
bw
putih
|
1
|
1
|
0.0
|
0.0
|
0.2
|
0.4
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.1
|
||||||||||||
nanas
|
4
|
2
|
0.0
|
0.0
|
0.5
|
0.6
|
0.0
|
5.2
|
0.0
|
0.0
|
0.1
|
0.9
|
||||||||||||
saos
tomat
|
2
|
1
|
0.0
|
0.0
|
0.1
|
0.2
|
0.0
|
2.6
|
0.0
|
0.0
|
0.1
|
0.6
|
||||||||||||
garam
|
1
|
0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
||||||||||||
gula
|
1
|
4
|
0.0
|
0.0
|
1.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
||||||||||||
daun
bwg
|
1
|
0
|
0.0
|
0.0
|
0.1
|
0.2
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.1
|
||||||||||||
minyak
|
3
|
26
|
0.0
|
3.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
||||||||||||
Total
|
49
|
4.4
|
4.1
|
4.2
|
6.7
|
0.2
|
11.4
|
0.0
|
0.0
|
2.4
|
1.7
|
|||||||||||||
Pangsit Tahu
I. Komposisi
Bahan
|
Berat (gr)
|
Tahu
|
1250
|
Udang
|
200
|
Kulit Pangsit
|
250
|
Bawang merah
|
28
|
Bawang putih
|
18
|
Daun bawang
|
12
|
Telur
|
108
|
Minyak
|
133
|
Gula Pasir
|
5
|
Garam
|
5
|
Total
|
1999
|
II. %
Distribusi
1250 : 1999
|
= 0.6
|
60%
|
200 : 1999
|
= 0.1
|
10%
|
250 : 1999
|
= 0.1
|
10%
|
28
: 1999
|
= 0.01
|
1%
|
18
:
1999
|
= 0.01
|
1%
|
12
: 1999
|
= 0.01
|
1%
|
108 : 1999
|
= 0.05
|
5%
|
133 : 1999
|
= 0.07
|
7%
|
5 : 1999
|
= 0.0
|
0% +
|
total
|
1.99
|
95%
|
III. %
Distribusi konsumsi
%
|
Berat (gr)
|
Berat (gr)
|
60%
|
38
|
23
|
10%
|
38
|
4
|
10%
|
38
|
4
|
1%
|
38
|
1
|
1%
|
38
|
1
|
1%
|
38
|
1
|
5%
|
38
|
2
|
7%
|
38
|
3
|
Total
|
39
|
IV. Intik
mentah (EP)
Bahan
|
Berat (gr)
|
Tahu (23 x 1.3)
|
30
|
Udang
|
4
|
Kulit Pangsit
|
4
|
Bawang merah
|
1
|
Bawang putih
|
1
|
Daun bawang
|
1
|
Telur
|
2
|
Minyak
|
3
|
V. Nilai
gizi Pangsit Tahu
Tabel 7 Kandungan
gizi hidangan pangsit tahu
Bhn
|
Brt (gr)
|
Kandungan Gizi
|
|||||||||||||||||||||
E (kal)
|
P
(gr)
|
L (gr)
|
KH (gr)
|
Ca (mg)
|
Fe (mg)
|
Vit. A (RE)
|
Thiamin (mg)
|
Roboflavin (mg)
|
Niasin (mg)
|
Vit.C (mg)
|
|||||||||||||
Tahu
|
23
|
16
|
1.8
|
1.1
|
0.4
|
28.5
|
0.2
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
|||||||||||
Udang
|
4
|
4
|
0.8
|
0.0
|
0.0
|
5.4
|
0.3
|
2.4
|
0.0
|
0.1
|
0.0
|
0.0
|
|||||||||||
Bawang merah
|
1
|
1
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.7
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
|||||||||||
Bawang putih
|
1
|
1
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
|||||||||||
Daun bawang
|
1
|
1
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.1
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
|||||||||||
Telur
|
2
|
3
|
0.2
|
0.2
|
0.0
|
1.0
|
0.1
|
18.0
|
0.0
|
0.0
|
0.5
|
0.0
|
|||||||||||
Minyak
|
3
|
27
|
0.0
|
3.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.9
|
|||||||||||
Total
|
52
|
2.9
|
4.3
|
0.7
|
36.8
|
0.7
|
23.1
|
0.0
|
0.1
|
0.5
|
1.3
|
||||||||||||
Tumis Kangkung Pedas
I. Komposisi
Bahan
|
Berat (gr)
|
Kangkung
|
700
|
Jagung semi
|
300
|
Bawang putih
|
10
|
Bawang merah
|
40
|
Cabai merah
|
60
|
Bakso
|
170
|
Sosis
|
120
|
Gula pasir
|
5
|
Garam
|
2,5
|
Minyak
|
10
|
Total
|
1418
|
II. %
Distribusi
700 : 1418
|
= 0.5
|
50%
|
|||
300 : 1418
|
= 0.2
|
20%
|
|||
10 : 1418
|
= 0.01
|
1%
|
|||
40 : 1418
|
= 0.03
|
3%
|
|||
60 : 1418
|
= 0.04
|
4%
|
|||
170 : 1418
|
= 0.1
|
10%
|
|||
120 : 1418
|
= 0.08
|
8%
|
|||
5 :1418
|
= 0.001
|
0% +
|
|||
10 : 1418
|
= 0.01
|
1%
|
|||
Total
|
0.971
|
97%
|
|||
III. %
Distribusi konsumsi
%
|
Berat (gr)
|
Berat (gr)
|
50%
|
57
|
29
|
20%
|
57
|
11
|
1%
|
57
|
0
|
3%
|
57
|
2
|
4%
|
57
|
2
|
10%
|
57
|
6
|
8%
|
57
|
5
|
0%
|
57
|
0
|
1%
|
57
|
1
|
Total
|
56
|
IV. Intik
mentah (EP)
Bahan
|
Berat (gr)
|
Kangkung (29 x 1.0)
|
29
|
Jagung semi (11 x 1.0)
|
11
|
Bawang putih
|
0
|
Bawang merah
|
2
|
Cabai merah
|
2
|
Bakso
|
6
|
Sosis
|
5
|
Gula pasir
|
0
|
Minyak
|
1
|
V. Nilai
gizi Tumis Kangkung Pedas
Tabel 8 Kandungan gizi hidangan tumis kangkung pedas
Bhn
|
Brt (gr)
|
Kandungan Gizi
|
|||||||||||||||||||||
E (kal)
|
P
(gr)
|
L (gr)
|
KH (gr)
|
Ca (mg)
|
Fe (mg)
|
Vit. A (RE)
|
Thiamin (mg)
|
Roboflavin (mg)
|
Niasin (mg)
|
Vit.C (mg)
|
|||||||||||||
Kangkung
|
29
|
8
|
0.1
|
0.1
|
1.6
|
21.1
|
0.7
|
87.8
|
0.0
|
0.0
|
0.1
|
7.3
|
|||||||||||
Jagung semi
|
11
|
4
|
0.2
|
0.0
|
0.8
|
0.8
|
0.1
|
22.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.9
|
|||||||||||
Bawang merah
|
2
|
1
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.7
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.1
|
|||||||||||
Cabai merah
|
2
|
1
|
0.0
|
0.0
|
0.1
|
0.6
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.1
|
|||||||||||
Bakso
|
6
|
22
|
1.4
|
0.0
|
1.8
|
0.4
|
0.1
|
0.6
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
3.3
|
|||||||||||
Sosis
|
5
|
22
|
0.8
|
0.0
|
2.1
|
1.4
|
0.1
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
|||||||||||
Minyak
|
1
|
9
|
0.0
|
1.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
|||||||||||
Total
|
67
|
2.5
|
1.1
|
6.6
|
24.3
|
1.4
|
110
|
0.0
|
0.0
|
0.1
|
11.7
|
||||||||||||
Kerupuk
Udang
I. Komposisi
Bahan
|
Berat (gr)
|
kerupuk
udang
|
170
|
minyak
|
28
|
Total
|
198
|
II. %
Distribusi
170
: 198
|
= 0.9
|
90%
|
28
: 198
|
= 0.1
|
10% +
|
Total
|
1.00
|
100%
|
III. %
Distribusi konsumsi
%
|
Berat (gr)
|
Berat (gr)
|
90%
|
14 gr
|
14
|
10%
|
14 gr
|
1
|
Total
|
15
|
IV. Intik
mentah (EP)
Bahan
|
Berat (gr)
|
kerupuk
udang (14 x 0.8)
|
11
|
minyak
|
1
|
Total
|
12.2
|
V. Nilai
gizi Kerupuk Udang
Tabel 9 Kandungan gizi hidangan kerupuk udang
Bahan
|
Brt (gr)
|
Kandungan Gizi
|
|||||||||||||||||||||
E (kal)
|
P
(gr)
|
L (gr)
|
KH (gr)
|
Ca (mg)
|
Fe (mg)
|
Vit. A (RE)
|
Thiamin (mg)
|
Roboflavin (mg)
|
Niasin (mg)
|
Vit.C (mg)
|
|||||||||||||
Kerupuk udang
|
11
|
39
|
1.9
|
0.0
|
0.1
|
36.4
|
0.2
|
5.5
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
|||||||||||
Minyak kelapa
|
1
|
9
|
0.0
|
1.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
|||||||||||
Total
|
48
|
1.9
|
1.0
|
0.1
|
36.4
|
0.2
|
5.5
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
0.0 0.0
|
||||||||||||
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S. (2003). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka
Utama.
Azwar. 2004. Kecenderungan
Masalah Gizi Dan Tantangan Di Masa Datang; Makalah pada Pertemuan Advokasi
Program Perbaikan Gizi Menuju Keluarga Sadar Gizi, di Hotel
Sahid Jaya, Jakarta, 27 September 2004.
Hardinsyah, Tampubolon V. 2004. Kecukupan Energi, Protein, Lemak
dan
Serat Makanan. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, Jakarta.
Harper et al. 1986. Pangan, Gizi, dan Pertanian. Penerjemah: Suhardjo. Jakarta: UI
Pres. Hal 67-68
Kusharto CM, Sa’diyah NY.
2008. Diktat Penilaian Konsumsi pangan. Bogor: Departemen Gizi
Masyarakat Institut Pertanian Bogor.
Mey.
2008. Antropometri. www.mey_PH’s.htm [25 November 2010].
Notoatmodjo. (2005). Metodelogi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Santoso G. 2004. Pola Konsumsi. Jakarta : Prestasi
Pustaka.
Sediaoetama .2006. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Gizi di Indonesia Jilid II. Jakarta
: PT. Dian Rakyat.
Supariasa et al. 2001. Penilaian Status Gizi.
Jakarta: EGC
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Tingkat
kecukupan energi dan vitamin A
yang diperoleh cukup normal secara berurutan,
yaitu 35,97% dan 110.9%. Sedangkan
tingkat kecukupan protein dan Fe melebihi batas normal, yaitu secara berurutan 127% dan 38.5%. Kebutuhan sehari perkapita individu
sebesar 1579
kkal yang berarti asupan energi dari makan siang berkisar antara 602-733 kkal.
Sehingga jumlah energi yang dikonsumsi individu melebihi dari jumlah yang
dianjurkan. Angka Kecukupan Gizi untuk
energi sebesar
2046 kal, protein sebesar
44.5 gram, Fe sebesar
26.0 mg dan vitamin A sebesar 500
RE dalam satu kali makan.
Angka
kecukupan rata-rata protein per hari untuk pria usia 19-29 tahun adalah 60 g
sedangkan wanita sebesar 50 g. Hasil kecukupan protein yang didapat sebesar 44.5 g dan termasuk dalam kategori kecukupan protein telah
tercukupi. angka
kecukupan rata-rata Fe sebesar 26 mg dan kecukupan vitamin A sebesar 500 RE
sehingga zat gizi Fe dan Vitami A telah memenuhi angka kecukupan untuk wanita.
Saran
Penilaian
konsumsi pangan dengan metode food weighing sangat memerlukan ketelitian
dalam penimbangan makanan. Pemilihan bahan pangan untuk suatu menu sebaiknya
berpedoman kepada bahan makanan beragam dan berimbang. Selain itu, metode ini
cukup rumit, tidak praktis, dan membutuhkan waktu yang lama sehingga perlu
kesabaran dalam proses pengambilan data.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar