Hazukashii kara,
Kimi ni wa angou de okuru koto ni kimetanda. Sou shiyou.
Hinto wa sou dana.
"Suki dayo" to ka sonna kakkoii kotoba janai.
Demo fushigi dana...
Suki na hito ni mo, kirai na hito ni mo onaji dake tsutawaru
Kono kotoba wa sou, ima nao nokoru
Yuuitsu na mahou kamoshirenai...
Tabun sou nanda. Kitto sou nanda.
Atarimae ni sonzai suru mono nanda.
Dakara boku wa sore wo "tokubetsu" ni shitanda.
Kossori dare ni mo barenai you ni...
。
Soshitara jibun dake no imi wo kangae dasu darou na。
Mitsukaranakute,
Hisshi ni natte sagasu kimi wa amari ni mo kawaikute.
Hinto wa sou dana.
"Gomen ne" to ka to yoku isshou ni iru kamo ne.Chicchai ko datte,
sono oya datte,
Daremo ga tsukatteiru mahou nan dakara.
Moshi mo boku ni mo kodomo ga dekitara.
Mayowazu saisho ni kore wo oshieyou...
。
Tabun sou nanda. Kitto sou nanda.
Eien nante sonzai shinai mono dakara.
Ima wo zenryoku de aiserunda.Dakara ashita no, asatte no, sono saki ni wa...
Ieru ki ga surunda. Hazukashigarazu, sunao ni...
。
Moshi... Tatoeba no hanashi.
Sonna gara janai kedo,
Boku no jinsei saigo no kotoba wa
Waratte iu, "kore" nanda.
Tabun janakute. Zettai sou nanda.
Hitori de koko made yattekita wake janai kara.
Ima wa omoun da. Ironna hitotachi no
Kao ga, egao ni, kawaru toki ni wa.
Sono tonari de saki ni, wakatta kimi ga itanda...
。
Kore kara, dou natteikunda??
Sonna no wakannai kedo,
Zenzen fuan janainda yo.
Kimi no egao ga nani yori no kotae dakara.
Kaidoku dekitanda. Datta naraba,
Saigo ni mou hitotsu tsutaetai koto, sore wa...
English:
Because it's embarrassing,
I decided to send this to you in code. Let's do it like that.
As for a hint,
It's not as cool of a phrase as "I like you" or something.
But it's strange...
Either to someone you like or someone you hate, the same thing will be
transmitted
These words, yes, even now remain
It might be a unique kind of magic...
That's probably it. That's definitely it.
I can say with confidence that this obviously exists.
That's why I've put it in a special code.
Secretly, so that it won't be leaked to anyone...。Then
you should think out the meaning on your own。
Unable to figure it out,
Desperately searching, you were too adorable.
As for a hint,
This might be something that often goes with "I'm sorry" or
something.
Because even little kids, and their parents,
Or everyone uses this magic.
If even I managed to have kids,
Without hesitating, I'd teach them this first...。
That's probably it. That's definitely it.
I can say with confidence that this will eternally exist.The present will be
loved with all our might.
That's why tomorrow, the day after tomorrow, in the future...
I might be able to say it. Without being shy, honestly...。
If... This is only for example.
It's not that pretty,
But the last words I'd say in my life
I'd say with a laugh, "this."
Not probably. That would definitely be it.
Because it's not like I've come this far on my own.
Now, that's what I believe. Various people's faces change into a smile.
That person next to you got it before you did...。
What are you going to do from now??
I don't know,
But I'm not worried at all.
Because more that anything, your smile is the answer.
You've finished decoding. If that's the case,
There's one more thing I haven't told you, and that is...
OhayoOoo~~
see the world and feel how beautiful you are inside. . So, let's play !! *yeahhhh~
Kamis, 13 Oktober 2011
Laporan Biokimia - VITAMIN A TERHADAP DAYA TAHAN TUBUH
Mata Kuliah Pengantar Biokimia Gizi Tanggal : 20 Januari 2011
VITAMIN A TERHADAP
DAYA TAHAN TUBUH
Kelompok 4:
Anna Febritta Intan
Sari I14104023
Arizki
Witaradianingtias I14104032
Maharani Julfrina Rahma I14104035
Dwi Nuraini I14104038
Sofiatul Andariah I14104045
Asisten
Praktikum:
Yulaika Widhiastuti
Irni Fahriyani
Penanggung
Jawab Praktikum:
Ir. Titi Riani
M.Biomed
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem
imun berperan sangat penting dalam melindungi tubuh dari bahaya yang disebabkan
oleh infeksi, inflamasi, dan trauma. Sel-sel yang berperan dalam sistem imun
dan produknya memerlukan suplai nutrient yang sesuai untuk menghasilkan dan memelihara
komponen kekebalan tubuh. Ketika sistem imun berespon terhadap serangan,
kebutuhan energi akan meningkat. Pertahanan oleh sistem imun melibatkan
sejumlah zat gizi dan vitamin.
Ketidakcukupan
gizi dapat mengganggu fungsi sistem imun dan kemampuan untuk merespons. Hal ini
tampak pada penderita malnutrisi, terutama anak yang sangat rentan terhadap
infeksi dan tidak dapat segera sembuh. Mikronutrien spesifik memiliki peran
tertentu dalam sistem imun. Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses
kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak
akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan
memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita. Vitamin berdasarkan
kelarutan di dalam air dibedakan menjadi dua, yaitu vitamin yang larut di dalam
air dan vitamin yang tidak larut di dalam air. Vitamin A termasuk vitam yang
tidak larut di dalam air tetapi di lemak.
Vitamin
A adalah salah satu zat gizi esensial yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh
tubuh manusia. Vitamin ini penting bagi integritas permukaan epidermis dan
mukosa sehingga vitamin A berperan dalam barier fisik terhadap lingkungan serta
aktivasi makrofag dan diferensiasi monosit dalam respon imun. Untuk
memperolehnya harus di ambil dari sumber diluar tubuh terutama dari sumber
alam, seperti bahan sereal, umbi, biji-bijian, sayuran, buah-buahan, hewani dan
bahan-bahan olahan lainnya.
Tujuan
Tujuan umum dari
makalah ini adalah untuk mengetahui peranan vitamin A terhadap daya tahan
tubuh. Sedangkan tujuan khusus dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui
fungsi vitamin A.
b. Mengetahui
sumber-sumber vitamin A.
c. Mengetahui
pengertian sistem pertahanan tubuh (Sistem Imun).
d. MengetahuI
mekanisme kerja vitamin A terhadap daya tahan tubuh.
VITAMIN A TERHADAP
DAYA TAHAN TUBUH
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara
luas, vitamin A merupakan nama genetik yang menyatakan semua retinoid dan
prekusor atau provitamin A atau karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik
sebagai retinol. Vitamin A essensial untuk pemeliharaan kesehatan dan
kelangsungan hidup (Almatsier, 2006).
Vitamin A merupakan vitamin larut dalam lemak yang
kemudian akan disimpan dalam jaringan lemak tubuh untuk beberapa hari untuk
sampai enam bulan. Beberapa senyawa yang digolongkan ke dalam kelompok vitamin
A, antara lain retinol, retinil palmitat, dan retinil asetat. Akan tetapi,
istilah vitamin A seringkali merujuk pada senyawa retinol dibandingkan dengan
senyawa lain karena senyawa inilah yang paling banyak berperan aktif di dalam
tubuh.
Diseluruh dunia (WHO, 1991),di antara anak-anak prasekolah
diperkirakan terdapat sebanyak 6-7 juta kasus baru xeroftalmia tiap tahun,
kurang lebih 10% di antaranya menderita kerusakan kornea. Di antara yang
menderita kerusakan kornea ini 60% meninggal dalam waktu satu tahun,sedangkan
diantara yang hidup, 25% menjadi buta dan 50-60% setengah buta. Diperkirakan pada satu waktu sebanyak tiga
juta anak-anak buta karena kekurangan vitamin A, dan sebanyak 20-40 juta
menderita kekurangan vitamin A pada tingkat lebih ringan. Perbedaan angka
kematian antara anak yang kekurangan dan tidak kekurangan vitamin A kurang
lebih sebesar 30%. Disamping itu kekurangan vitamin A meningkatkan risiko anak
terhadap penyakit infeksi seperti penyakit saluran pernapasan dan diare,
meningkatkan angka kematian karena campak, serta menyebabkan keterlambatan
pertumbuhan (Almatsier, 2006).
Pada tahun 1967, aktivitas vitamin
A di dalam jaringan diukur dalam International Unit (LU) atau satuan
International (SI). Pada tahun 1967 FAO/WHO menganjurkan istilah Retinol
Ekivalen (RE) sebagai unit pengukuran
vitamin A, tetapi hingga sekarang Satuan International (SI), masih umum
dipakai. Satuan International, RE dan ekivalennya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel
1 Satuan Vitamin A dan Ekivalennya
1.0 g RE =
|
1.O
µg retinol
6.0
µg beta karoten
12.0
µg karotenoid lain
3.3
SI (Satuan International) retinol
9.9
SI (Satuan International) betakaroten
|
Sumber
: Almatsier (2006) Prinsip Dasar Ilmu Gizi
Menurut Almatsier
(2006), vitamin A adalah suatu kristal alkohol berwarna kuning (retinol) dan
larut dalam lemak atau pelarut lemak. Vitamin A pada umumnya stabil terhadap
panas, asam, dan alkali. Namun, vitamin A juga mempunyai sifat yang sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak bila dipanaskan pada suhu
tinggi. Dalam makanan vitamin A biasanya terdapat dalam bentuk ester (retinil),
yaitu terikat pada asam lemak rantai panjang. Didalam tubuh, vitamin A
berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan kimia aktif, yaitu retinol (bentuk
alkohol), retinal (aldehida), dan asam retinoat (bentuk asam). Struktur kimia
ketiga bentuk vitamin A dan provitaminnya beta-karoten dapat dilihat pada Gambar
1.
Gambar
1. Struktur Kimia Vitamin A
Ketersediaan biologik vitamin A meningkat dengan kehadiran vitamin E
dan antioksidan lain. Bentuk aktif vitamin A hanya terdapat dalam pangan
hewani. Pangan nabati mengandung karotenoid yang merupakan prekusor
(provitamin) vitamin A. Di antara ratusan karotenoid yang terdapat di alam,
hanya bentuk alfa,beta dan gama serta kriptosantin yang berperan sebagai
provitamin A. Beta karoten adalah bentuk provitamin A paling aktif, yang
terdiri atas dua molekul retinol yang saling berkaitan. Karotenoid terdapat di
dalam kloroplas tanaman dan berperan sebaagai katalisator dalam fotosintesis
yang dilakukan oleh klorofil. Oleh karena itu, karotenoid paling banyak
terdapat dalam sayuran yang berwarna hijau tua. Beta karoten mempunyai warna
sangat kuning dan pada tahun 1954 dapat disintesis. Beta karoten merupakan
pigmen kuning yang boleh digunakan dalam pemberian warna makanan, antara lain
untuk memberi warna kuning pada gelatin, margarin, minuman ringan, adonan cake
dan produk serealia (Almatsier, 2006).
Fungsi Vitamin A di dalam Tubuh
Beberapa fungsi dari vitamin A bagi tubuh, antara lain :
Regulasi ekspresi gen: asam Retinoid dan isomer perusahaan ditunjuk sebagai hormon
untuk mempengaruhi ekspresi gen dan dengan demikian banyak mempengaruhi proses
fisiologis. All-trans RA dan 9 - RAcis diangkut ke
inti sel terikat pada protein sitoplasma mengikat asam retinoic.
Berperan terhadap sistem kekebalan tubuh, dan karena sifat
antioksidan yang besar untuk melindungi terhadap pembentukan pencemaran dan
kanker dan penyakit lainnya.
Membantu pencernaan dan saluran ekspirasi serta memperlambat
penuaan.
Pengembangan dan pemeliharaan sel epitel, dalam selaput lendir,
kesehatan kulit dan penting dalam pembentukan tulang dan gigi, penyimpanan
lemak dan sintesis protein dan glikogen.
Melindungi terhadap infeksi dengan menjaga kesehatan kulit dan
jaringan di mulut, perut, usus dan saluran pernapasan dan uro-genital.
Membantu menjaga kesehatan kulit dan selaput lendir melindungi organ
utama tubuh.
Sumber Bahan Makanan Mengandung Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi esensial yang
tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh manusia. Di alam vitamin A terdapat
dalam tiga bentuk yaitu :
1. Vitamin A1 (all trans retinol), terdapat dalam jaringan mamalia dan ikan
laut.
2. Vitamin A2 (all trans 3 dehidroretinol), terdapat dalam ikan air tawar.
Vitamin A1 dan A2 disebut sebagai preformed
vitamin A yaitu vitamin yang berasal dari hewan.
3. Golongan karotenoid merupakan provitamin A yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Dari golongan karotenoid hanya yang mempunyai gelang beta ionon yang dapat
berubah menjadi vitaimin A. contohnya adalah alfa karoten, beta karoten, gama
karoten dan cryptoxanthin. Dari golongan ini yang dianggap penting adalah beta
karoten. Hal ini karena satu molekul beta karoten pada oksidasi menghasilkan
dua molekul retinal yaitu vitamin A aldehyd yang dapat direduksi menjadi
retinol.
Untuk memperolehnya harus di ambil dari sumber
diluar tubuh terutama dari sumber alam, seperti bahan sereal, umbi,
biji-bijian, sayuran, buah-buahan, hewani dan bahan-bahan olahan lainnya.
Berikut bahan-bahan alami yang diketahui mengandung bahan utama pembentuk
Vitamin A.
1.
Sereal ; jagung kuning
2.
Umbi-umbian: ubi kuning, ubi
kuning kukus, ubi jalar merah, ubi rambat merah,
3.
Biji-bijian; kacang ercis dan
kacang merah
4.
Sayuran; bakung, bayam, bayam
keripik goreng, bunkil daun talas, bayam merah, daun genjer, daun jambu, daun
jambu mete, daun kacang panjangl, serta daun hijauan lainnya, Gandaria,
kacang panjang, kankung, kol cina, labu kuning, pak soy, putri malu, ranti
muda, rumput laut, sawi, semanggi, terong hintalo dan wortel.
5.
Buah-buahan; apel, buah negeri,
kesemek, mangga, pepaya, pisang, sowa serta sukun.
6.
Hewani; daging ayam, bebek,
ginjal domba, hati sapi, hati ayam, sosis hati, berbagai jenis ikan (baronang,
cakalang, gabus, kawalinya, kima, lehoma, malugis, rajungan, sarden, sunu,
titang dan tongkol), telur dan juga telur ikan asin.
7.
Hasil olahan lainnya; kepala
susu, mentega, minyak ikan, minyak kelapa sawit, tepung ikan serta tepung susu.
Peran Vitamin A terhadap Daya Tahan Tubuh
Vitamin A dapat
melindungi tubuh dari infeksi organisme asing, seperti bakteri patogen.
Mekanisme pertahanan ini termasuk ke dalam sistem imun eksternal, karena sistem
imun ini berasal dari luar tubuh. Vitamin ini akan meningkatkan aktivitas kerja
dari sel darah putih dan antibodi di dalam tubuh sehingga tubuh menjadi lebih
resisten terhadap senyawa toksin maupun terhadap serangan mikroorganisme
parasit, seperti bakteri patogen dan virus (Rutherford 2007).
Beta karoten adalah salah satu bentuk vitamin A yang
merupakan senyawa dengan aktivitas antioksidan yang mampu menangkal radikal
bebas. Senyawa radikal bebas ini banyak berasal dari reaksi oksidasi di dalam
tubuh maupun dari polusi di lingkungan yang masuk ke dalam tubuh. Antioksidan
di dalam tubuh dapat mencegah kerusakan pada materi genetik (DNA dan RNA) oleh
radikal bebas sehingga laju mutasi dapat ditekan. Penurunan laju mutasi ini
akan berujung pada penurunan risiko pembentukan sel kanker. Aktivitas
antioksidan juga terkait erat dengan pencegahan proses penuaan, terutama pada
sel kulit.
Beta karoten meningkatkan jumlah sel melawan infeksi,
sel-sel pembunuh alami, dan T-sel pembantu, selain juga sebagai antioksidan
kuat yang penyapu radikal bebas. Seperti vitamin C dan E beta karoten merupakan
antioksidan yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung dengan mengontrol
lemak dan kolesterol dalam aliran darah serta mengoksidasiplak yang terbentuk
dalam arteri. Beta karoten juga melindungi diri dari kanker dengan merangsang
sel kekebalan yang disebut makrofag untuk memproduksi faktor nekrosis tumor,
yang membunuh sel kanker. Hal ini menunjukkan bahwa beta karoten dapat
meningkatkan produksi limfosit T-sel dan sel pembunuh alami serta dapat
meningkatkan kemampuan sel-sel pembunuh alami untuk menyerang sel-sel kanker
(Sears 2006).
Vitamin A
merupakan salah satu immunomodulator.
Vitamin A merupakan bahan essensial yang berperan dalam penglihatan,
pertumbuhan , pembentukan sel epitel, pembentukan sel darah merah dan dalam
menjaga jaringan epitel sebagai barier fisik terhadap infeksi, juga sebagai
penjaga sejumlah sel imun baik innate ataupun acquired immune system. Sel imun meliputi lymphocytes (B-cells.
T-cells, dan natural killer cells), myeloclytes (neutrophils, macroghages, dan
mycloid dendritic cells). Suplementasi Vitamin A dapat menurunkan angka
kematian bayi sampai 19% - 54%. Mekanisme menurunnya angka kesakitan dan
kematian bayi ini belum diketahui secara pasti. Tapi diketahui bahwa peranan
vitamin A dalam pembentukan respon imun yaitu terutama peningkatan respon imun
sel T dan peningkatan pembentukan antibody (imunoglobulin) (Almatsier,
2006).
Zat gizi sangat berperan
dalam meningkatkan dan mempetahankan imunitas tubuh, sehingga asupan zat-zat
gizi harus seimbang. Zat-zat gizi yang sangat diperlukan untuk meningkatkan
daya tahan tubuh adalah protein, vitamin A,C,E, sedangkan mineral berupa
selenium, zat besi dan seng. Berikut ini merupakan
mekanisme vitamin A untuk sistem imun dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Mekanisme Vitamin A untuk Sistem
Imun
Sistem imun adalah semua
mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan keutuhan tubuh, sebagai
perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan pada
lingkungan hidup. Berikut ini adalah sistem imun berdasarkan pembagiannya pada
sistem spesifik dan nonspesifik. Imunitas adalah keadaan seseorang yang
terlindung dari pembentukan penyakit. Imunitas terbagi dalam dua bagian imunitas
interna dan imunitas eksterna. Vitamin A memiliki keterlibatan pada imunitas
interna.
Imunitas Interna adalah
imunitas yang terjadi karena resistensi alami organisme. Imunitas interna
mencakup sawar terhadap infeksi yang dihasilkan oleh kulit, asam lambung, air
mata serta oleh mediator peradangan yang non-spesifik. Imunitas interna dibagi
dalam dua bagian yaitu :
a. Imunitas Pasif
Mengacu pada imunitas
yang diberikan seseorang melalui transfer antibodi dari orang lain atau
pemberian antitoksin yang telah dipersiapkan. Antitoksin adalah antibodi yang
diproduksi secara spesifik terhadap toksin bakteri tertentu. Ex : antitoksin
difteri.
b. Imunitas Aktif
Adalah proses imun
seluler dan humoral yang dibentuk seseorang yang telah secara bermakna terpajan
ke suatu mikrorganisme atau toksin. Pajanan dapat terjadi dalam bentuk proses
penyakit atau akibat imunisasi. Imunitas aktif ditandai oleh memori baik di sel
T maupun sel B, dan pembentukan sel T dan antibodi spesifik.
Mekanisme Kerja Vitamin A terhadap Daya Tahan
Tubuh
Menurut Almatsier (2001), Pencernaan dan absorpsi karoten dan retinoid
membutuhkan empedu dan enzim pankreas. Vitamin A yang di dalam makanan sebagian
besar terdapat dalam bentuk ester retinol bersama karotenoid bercampur dengan
lipida lain didalam lambung. Di dalam sel – sel mukosa usus halus, ester
retinil dihidrolisis oleh enzim – enzim pankreas esterase menjadi retinol yang
lebih efisien diabsorpsi daripada ester retinil. Sebagian dari karotenoid,
terutama beta karoten di dalam sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi
retinol (Almatsier, 2006).
Vitamin A terdapat dalam makanan yang berasal dari hewan dalam bentuk
retinil ester, di dalam usus halus dihidrolisa oleh enzim hidrolisa menjadi
retinol. Selanjutnya diperlukan garam empedu untuk pembentukan “misel” (suatu
kompleks antara lemak dan garam empedu yang membuat lemak larut air). Retinol
di dalam mukosa usus halus bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester dan
dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel sel vili dinding usus halus untuk
kemudian diangkut oleh kilimikron melalui sistem limfe ke dalam aliran darah
menuju hati. Dengan konsumsi lemak yang
cukup, sekitar 80 – 90% ester retinol dan hanya 10 – 60% karotenoid yang
diabsorpsi. Hati berperan sebagai tempat menyimpan vitamin A utama di dalam
tubuh. Dalam keadaan normal, cadangan vitamin A dalam hati dapat bertahan
hingga enam bulan. Bila tubuh mengalami kekurangan vitamin A , asam retinoat
diabsorpsi tanpa perubahan. Asam retinoat merupakan sebagian kecil vitamin A
dalam darah yang aktif dalam deferensiasi sel dan pertumbuhan (Almatsier,
2006).
Retinol
|
Ester
retinil
|
(mukosa
usus)
|
Ester retinil (makanan)
|
Β-karoten (makanan)
|
Retinal
(usus halus)
|
Kilomikron β-lipoprotein (limfe)
|
Ester retinil
(hati)
|
retinol-binding protein (RBP) prealbumin (darah)
|
Sel-RBP
Reseptor permukaan
(sel sasaran)
|
Retinal
(Mata)
|
as.retinoat
(Sel epitel)
|
Gambar
2. Alur transpor vitamin A di dalam tubuh
Berdasarkan Gambar 2, alur transport vitamin A didalam tubuh adalah
sebagai berikut, bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilasi dari hati dalam bentuk
retinol yang diangkut oleh Retinol
Binding Protein (RBP) yang disintesis di dalam hati dengan membuat
kompleks dengan prealbumin untuk ditransportasi di dalam plasma menuju sel-sel
sasaran. Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh
bergantung pada reseptor pada permukaan membran yang spesifik untuk RBP.
Retinol kemudian diangkut melalui membran sel untuk kemudian diikatkan pada Cellular Retinol Binding Protein (CRBP) dan
RBP kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata, retinol berfungsi sebagai retinal dan
di dalam sel epitel sebagai asam retinoat. Vitamin A diekresi
melalui urin dan feses (Almatsier, 2006).
Tubuh mengubah beta karoten menjadi vitamin A, yang
memiliki sifat antikanker dan berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Kelebihan vitamin A dapat menjadi racun bagi tubuh, sebaiknya mendapatkan
asupan beta karoten tambahan dari makanan dan membiarkan tubuh secara alami
mengubahnya menjadi vitamin A untuk kekebalan (Sears 2006). Karotenoid dan
retinoid dapat merangsang respon imun termasuk penglepasan sitokin dengan
aktifitas sel anti tumor, peningkatan sel NK, dan aktifitas limfosit baik dalam
invitro maupun invivo. Retinoid bekerja pada diferensiasi sel imun, menigkatkan
metogenesis limfosit dan perubahan fagositosis magrofag sehingga apabila
terjadi defisiensi vitamin A maka mudah terkena virus Newcastle dan penurunan jumlah limfosit (Aditama, dkk 2010).
KESIMPULAN
Vitamin A adalah suatu kristal alkohol
berwarna kuning (retinol) dan larut dalam lemak. Beta karoten yang merupakan
senyawa dengan aktivitas antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas dan
bersifat antikanker sehingga dapat meningkatkan respon imun sel T dan
peningkatan pembentukan antibody (imunoglobulin).
Fungsi dari vitamin A bagi tubuh diantaranya adalah sebagai regulasi
ekspresi gen, berperan dalam sistem kekebalan tubuh, membentu dalam pencernaan
dan saluran ekspirasi serta memperlambat penuaan, pengembangan dan pemeliharaan
sel epitel, melindungi terhadap inveksi
dan membantu menjaga kesehatan kulit.
Di alam vitamin A terdapat dalam tiga bentuk yaitu
Vitamin A 1 (all trans retinol), Vitamin A 2 (all trans 3 dehidroretinol), dan
Golongan karotenoid merupakan provitamin A yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Bahan makanan yang mengandung vitamin A adalah wortel, ubi kuning, bayam, apel,
pepaya, daging, susu dan minyak ikan.
Sistem imun adalah semua
mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan keutuhan tubuh, sebagai
perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan pada
lingkungan hidup. Imunitas terbagi dalam dua bagian imunitas interna dan
imunitas eksterna. Vitamin A memiliki keterlibatan pada imunitas interna.
Retinol di dalam mukosa usus halus bereaksi dengan asam lemak dan
membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel sel vili
dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh kilimikron melalui sistem limfe
ke dalam aliran darah menuju hati. Retinoid bekerja
pada diferensiasi sel imun, menigkatkan metogenesis limfosit dan perubahan
fagositosis magrofag sehingga apabila terjadi defisiensi vitamin A maka mudah
terkena virus Newcastle dan penurunan
jumlah limfosit.
DAFTAR
PUSTAKA
Aditama .YA, dkk. 2010. Peranan Suplemen Vitamin A Pda Pengobatan TB. Jurnal
Tuberkulosis Indonesia Vol.4 No.2.
Almatsier, S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta
: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Rutherford D. 2007. Sources Of Vitamins. http://www.netdoctor.co.uk.
[31 Desember 2010].
Sears. 2006. 8 Sumber Makanan untuk Kekebalan Tubuh. http://www.askdrsears.com.
[21
Desember 2010].
Semba RD. 1998. Peran Vitamin A dan Retinoid Terkait dalam Fungsi Kekebalan Tubuh.
http://ods.od.nih.gov. [31 Desember 2010].
DENGUE HEMORRHAGIC FEVER
Mata Kuliah Patofisiologi Gizi
Hari/Tanggal : Jumat, 7
September 2011
DENGUE HEMORRHAGIC FEVER
Kelompok 9 :
Dwi Nuraini I14104038
Anggrisya
Kristiani I14104041
Sofiatul
Andariah I14104045
Asisten Praktikum:
Nurayu Annisa
Penanggung Jawab Praktikum:
dr.Mira Dewi, M,Si
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah umum kesehatan masyarakat di Indonesia, sejak
tahun 1968 jumlah kasusnya cenderung meningkat dan penyebarannya bertambah
luas. Keadaan ini erat kaitannya dengan peningkatan mobilitas penduduk sejalan
dengan semakin lancarnya hubungan transportasi serta tersebar luasnya virus dengue
dan nyamuk penularnya di berbagai wilayah di Indonesia (Depkes RI 2005). Pengaruh musim di Indonesia terhadap
DBD tidak begitu jelas tetapi dalam garis besarnya dapat dikemukakan jumlah
penderita DBD meningkat antara bulan September sampai Februari dan puncaknya di
bulan Januari.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot dan / atau nyeri sendi yang disertai
lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan sintesis hemoragik. Pada
penyakit DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan tubuh. Sindrom renjatan dengue
adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok (Soegijanto 2005).
Mengenai penularan penyakit DBD dapat dijelaskan bahwa
penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus dengue dan ditularkan melalui gigitan
nyamuk tersebut. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat menyebabkan
kematian terutama pada anak-anak serta sering menimbulkan kejadian luar biasa
atau wabah. Selain
itu juga DBD menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan sistem
pembekuan darah sehingga mengakibatkan pendarahan, dan dapat menimbulkan kematian
(Misnadiarly 2009).
Tujuan
Tujuan Umum
Mempelajari tentang Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD).
Tujuan
Khusus
1.
Mempelajari
etiologi,tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue.
2.
Mempelajari
patofisiologi penyakit dari Demam Berdarah Dengue.
3.
Mempelajari
gangguan intake, pencernaan dan penyerapan yang diakibatkan penyakit Demam
Berdarah Dengue.
4.
Mempelajari prinsip
pencegahan dan terapi di bidang gizi pada penyakit Demam Berdarah Dengue.
PEMBAHASAN
Etiologi Tanda dan Gejala Demam Berdarah Dengue
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut
dan merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat
mengakibatkan kematian. Etiologi DBD disebabkan oleh virus serotipe 1,2,3 dan 4
yang ditularkan melalui nyamuk Aedes
aegypti. Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi
seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan
terhadap serotipe lain (Misnadiarly
2009).
Demam Berdarah Dengue (DBD) paling banyak menyerang anak
dibawah usia 15 tahun tetapi dapat pula menyerang orang dewasa, ditandai dengan
gejala awal yaitu demam mendadak serta timbulnya tanda dan gejala klinis tidak
khas dan terdapat kecenderungan terjadinya shok yang berakibat kematian. DBD
juga biasanya diawali dengan meningkatnya suhu tubuh secara mendadak disertai
dengan memerahnya kulit muka dan gejala klinik tidak khas lainya yang
menyerupai demam dengue seperti tidak ada nafsu makan, muntah, nyeri kepala,
nyeri otot dan persendian (Misnadiarly
2009).
Gejala penyakit DBD menurut Dinas Kesehatan DKI adalah:
· Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah lesu,
dan suhu badan antara 30-40oC.
· Tampak bintik-bintik merah pada kulit dan jika kulit
direnggangkan bintik merah itu tidak hilang.
· Terkadang terjadi pendarahan di hidung (mimisan).
· Tes Torniquet positif
·
Adanya
perdarahan yang petekia, akimosis atau purpura
·
Kadang-kadang nyeri ulu hati, karena terjadi
perdarahan di lambung
·
Bila
sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin, berkeringat
terjadi perdarahan selaput lendir mukosa, alat cerna gastrointestinal, dan tempat
suntikan atau ditempat lainnya
·
Hematemesis
atau melena
·
Trombositopenia
(± 100.000 per mm3)
·
Pembesaran plasma yang erat
hubunganya dengan kenaikan permeabilitas dinding pembuluh darah, ditandai
dengan munculnya atau lebih dari :
ü Kenaikan nilai 20% hematokrit atau lebih tergantung umur
dan jenis kelamin.
ü Menurunya nilai hematokrit dari nilai dasar 20% atau
lebih sesudah pengobatan.
·
Tanda-tanda
pembesaran plasma yaitu efusi pleura, asites,
dan hipa-proteinanemia.
Menurut Misnadiarly (2009), Demam
Berdarah Dengue (DBD) dibedakan menjadi empat derajat, masing-masing derajat
memiliki gejala. Pada derajat (1) demam yang disertai gejala klinis tidak khas
dan satu-satunya gejala pendarahan (2). Gejala yang timbul pada DBD derajat I
ditambah pendarahan spontan biasanya dalam bentuk pendarahan kulit dan atau
bentuk pendarahan lainnya. (3). Kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan denyut nadi yang cepat dan
lemah, menyempitnya tekanan nadi 20 mmHg atau kurang hipotensi, ditandai dengan
kulit dingin dan lembab serta pasien menjadi gelisah. (4). Syok berat dengan
tidak terabanya denyut nadi maupun tekanan darah.
Demam Berdarah ditularkan oleh
nyamuk Aedes aegypti yang mengandung
virus dengue. Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti : (1). Berwarna hitam dan
belang- belang (loreng) putih pada seluruh tubuh (2). Berkembangbiak di tempat
penampungan air (TPA) dan barang-barang yang memungkinkan air tergenang seperti
: bak mandi, tempayan, drum, vas bunga, ban bekas, dan lain-lain. (3). Nyamuk Aedes aegypti tidak dapat berkembang
biak di selokan /got atau kolam yang airnya langsung berhubungan dengan tanah (4).
Biasanya menggigit manusia pada pagi atau sore hari sekitar jam 5 dan mampu
terbang sampai 100 meter.
Patofisiologi Penyakit Demam Berdarah Dengue
Patofisiologi terjadinya demam berdarah dengue hingga
saat ini masih diperdebatkan, namun terdapat dua perubahan patofisiologis yang
mencolok yaitu meningkatnya permeabilitas kapiler yang mengakibatkan bocornya
plasma, hipovolemia, dan terjadinya syok. Pada DBD terdapat kejadian unik yaitu
terjadinya kebocoran plasma singkat (24 - 48 jam).
Virus hanya dapat hidup dalam sel hidup sehingga harus
bersaing dengan sel manusia terutama dalam kebutuhan protein. Persaingan
tersebut tergantung pada daya tahan manusia. Sebagai reaksi terhadap infeksi
terjadi (1) aktivitas sistem komplemen sehingga dikeluarkan zat anafilatoksin
yang menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan terjadinya perembesan
plasma dari ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskuler, (2) agregasi trombosit
menurun, apabila kelainan ini berlanjut akan menyebabkan kelainan fungsi
trombosit sebagai akibat mobilisasi sel trombosit muda dari sumsum tulang, dan
(3) kerusakan sel indotel pembuluh darah akan merangsang / menaktivasi faktor
pembekuan. Ketiga faktor tersebut menyebabkan (1) peningkatan permeabilitas
kapiler, (2) kelainan hemostatis. yang disebabkan oleh vaskulopati,
trombositopenia dan koagulapati.
Virus dengue memerlukan
perantara untuk bisa masuk ke tubuh manusia. Perantara / vektor virus ini adalah
nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Sosok kedua jenis Aedes ini hampir serupa, namun yang
banyak menularkan demam berdarah adalah Aedes aegypti. Badan nyamuk ini
lebih kecil dari nyamuk rumah. Karakteristik nyamuk jenis ini adalah pada badan
dan tungkai nyamuk terdapat belang hitam dan putih. Nyamuk betina menghisap
darah agar bisa memperoleh protein unutuk mematangkan telurnya, sampai dibuahi
oleh nyamuk jantan. Nyamuk mendapat virus demam berdarah dari pasien Demam
Berdarah Dengue, demam Dengue, maupun orang yang tidak tampak sakit
namun dalam aliran darahnya terdapat virus dengue (karier). Pada saat
nyamuk menggigit orang tersebut, virus dengue
akan terbawa masuk bersama darah yang dihisapnya ke dalam tubuh nyamuk itu.
Selama jangka waktu 7 hari, virus dengue sudah tersebar diseluruh bagian tubuh
nyamuk termasuk di kelenjar air liurnya. Jika nyamuk ini menggigit orang lain,
virus dengue akan turut berpindah
bersama air liur nyamuk ke dalam tubuh orang tersebut. Sifat gigitan nyamuk
yang dirasakan manusia tidaklah berbeda dengan gigitan nyamuk lainnya. Artinya,
tidak lebih sakit, tidak lebih gatal, tidak juga lebih meninggalkan bekas yang
istimewa (Tapan 2004).
Setelah virus dengue
masuk dalam tubuh manusia, virus berkembang baik dalam sel retikuloendotelial
yang selanjutnya diikuti dengan viremia yang berlangsung selama 5-7 hari.
Berdasarkan bukti yang ada, terdapat bukti yang kuat bahwa mekanisme
imunopatologis berperan dalam terjadinya demam berdarah dengue. Akibat infeksi
virus ini muncul repons imun baik humoral maupun seluler. Antibodi yang muncul pada
umumnya adalah IgG dan IgM, pada infeksi dengue primer antibodi mulai
terbentuk, dan pada infeksi sekunder kadar antibodi yang telah ada meningkat.
Antibodi terhadap virus dengue dapat
ditemukan di dalam darah sekitar demam ke-5 hari, meningkat pada minggu pertama
sampai dengan minggu ke tiga, dan menghilangnya setelah 60-90 hari. Kinetik kadar IgG berbeda dengan
kinetik kadar antibodi IgM, oleh karena itu kinetik antibodi IgG harus
dibedakan antara infeksi primer dan sekunder. Pada infeksi primer antibodi IgG
meningkat pada hari ke-14 sedang pada infeksi sekunder antibodi IgG meningkat
pada hari kedua. Oleh karena itu, diagnosa dini infeksi primer hanya dapat
ditegakkan dengan mendeteksi antibodi IgM setelah hari sakit kelima, diagnosa
sekunder dapat ditegakkan lebih dini dengan adanya peningkatan antibodi IgG dan
IgM yang cepat.
Infeksi
virus dengue
|
Demam
Anoreksia
muntah
|
Manifestasi
Pendarahan
|
Hepatomegali
|
Trombositopenia
|
Permeabilitas
Vaskular
naik
|
Komplek
AgAb
komplemen
|
Dehidrasi
|
Kebocoran
Plasma:
· Hemokonsentrasi
· Hipoproteinemia
· Efusi pleura
· Asites
|
Hipovolemia
|
syok
|
Anoksia
|
Meninggal
|
DIC
|
Pendarahan
saluran cerna
|
Demam dengue
|
Asidosis
|
derajat
|
1
|
II
|
II
I
|
IV
|
Gambar 1 Skema patofisiologi Demam Berdarah Dengue.
Gangguan Pencernaan dan Penyerapan
Akibat Penyakit Demam Berdarah Dengue
Umumnya penderita DHF mengalami gangguan volume cairan
tubuh kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas kapiler, perdarahan , muntah dan demam, dimana demam
merupakan gejala adanya suatu infeksi, gangguan metabolisme, atau suatu
kerusakan jaringan yang luas. Gangguan yang terjadi terdapat pada proses suplai
makanan dan oksigen dalam jumlah yang cukup kepada seluruh jaringan tubuh dalam
mengangkut sisa-sisa metabolisme jaringan tersebut untuk dibuang melalui sistem
pembuangan.
Apabila tidak tampak perbaikan saat
dilakukan penggantian cairan yang hilang, maka akan diberikan plasma atau
plasma ekspander atau dekstran sebanyak 20 – 30 ml/kg BB. Pemberian cairan
intravena baik plasma maupun elektrolit dipertahankan 12 – 48 jam setelah
renjatan teratasi. Apabila renjatan telah teratasi, nadi sudah teraba jelas,
amplitudo nadi cukup besar, tekanan sistolik 20 mmHg, kecepatan plasma biasanya
dikurangi menjadi 10 ml/kg BB/jam.
Tabel
1. Kebutuhan cairan pada rehidrasi DBD
Berat
Badan (Kg)
|
Jumlah
Cairan
(ml/kg BB/hari) |
<
7
|
220
|
7
– 11
|
165
|
12
– 18
|
132
|
>18
|
88
|
Tabel
2. Kebutuhan cairan rumatan
Berat
Badan (Kg)
|
Jumlah
cairan (ml)
|
10
|
100
per kg BB
|
10
– 20
|
1000
+ 50 x kg BB (untuk BB di atas 10 kg)
|
>20
|
1500
+ 20 x kg BB (untuk BB di atas 20 kg)
|
Selain itu,
gangguan lain yang terlihat pada penderita DHF, antara lain adalah :
a.
Gangguan
keseimbangan suhu tubuh : hypertemia. Disebabkan invasi virus dengue melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti.
b.
Gangguan keseimbangan
cairan dan elektolit.
Disebabkan masuknya virus dengue
yang dapat meningkatkan metabolisme tubuh yang menimbulkan rasa panas dan
sebagai kompensasi tubuh akan terjadi evavorasi tubuh.
c. Gangguan pemenuhan
kebutuhan ADL.
Disebabkan masuknya virus dengue
merangsang antigen antibodi untuk meningkatkan metabolisme tubuh.
d. Gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi.
Akibat adanya respon peningkatan suhu tubuh yang merangsang medula
vomitting center sehingga menimbulkan mual dan muntah.
e. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan
tidur.
Disebabkan karena adanya stimulus demam yang tinggi akan
merangsang susunan saraf otonom.
f. Potensial terjadi perdarahan
Adanya komplek virus antibodi dalam sirkulasi darah menyebabkan
trombosit kehilangan fungsi agregasi dan mengalami metamorfosis yang
dimusnahkan oleh sistem retikuloendotel sehingga akan terajadi trombositopenia.
Penatalaksanaan
Penderita DHF
Penatalaksanaan penderita dengan DHF
adalah sebagai berikut :
1.
Tirah baring atau istirahat baring.
2.
Diet makan lunak.
3.
Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh
manis, sirup dan penderita diberikan sedikit oralit, pemberian cairan merupakan
hal yang paling penting bagi penderita DHF.
4.
Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl
Faali) merupakan cairan yang paling sering digunakan.
5.
Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi,
pernafasan) jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.
6.
Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.
7.
Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan
asetaminopen.
8.
Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
9.
Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi
sekunder.
10.
Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum,
perubahan tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk.
11. Bila timbul kejang
dapat diberikan Diazepam.
Prinsip Pencegahan dan Terapi di Bidang
Gizi
Pencegahan
Pada umumnya
tidak terdapat vaksin yang secara komersial untuk penyakit demam
berdarah. Pencegahan utama demam berdarah terletak pada inisiatif untuk
menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk
menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna telah terbukti berguna untuk
mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu
sekali, dan membuang hal – hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam
berdarah Aedes Aegypti.
Pencegahan
dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi sampai sore hari,
karena nyamuk aedes aktif di siang
hari (bukan malam hari). Misalnya hindari untuk berada pada lokasi yang banyak
nyamuk di siang hari, terutama di daerah yang terdapat penderita DBD nya.
Beberapa cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD melalui metode
pengontrolan atau pengendalian vektornya adalah : Bila terdapat salah seorang
penghuni yang positif atau diduga menderita DBD, segera melakukan penyemprotan
pada seluruh bagian rumah dan halaman dengan obat semprot nyamuk di pagi, siang
dan sore hari, sekalipun penderita tersebut sudah dirawat di rumah sakit. Lalu
segera hubungi Puskesmas setempat untuk meminta fogging di rumah-rumah di lingkungan setempat.
·
Pencegahan secara massal di lingkungan setempat
dengan bekerja sama dengan RT/RW/Kelurahan dengan Puskesmas setempat dilakukan
dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), Fogging,
atau memutuskan mata rantai pembiakan Aedes
aegypti dengan Abatisasi.
·
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan
sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan
manusia, dan perbaikan desain rumah.
·
Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan
cupang) pada tempat air kolam, dan bakteri (Bt.H-14).
·
Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion
dan fenthion).
·
Awasi lingkungan di dalam rumah dan di halaman
rumah. Buang atau timbun benda-benda tidak berguna yang menampung air, atau
simpan sedemikian rupa sehingga tidak menampung air. Taburkan serbuk abate
(temephos) yang dapat dibeli di apotik pada pada tempat-tempat penampungan air
seperti, gentong air, vas bunga, kolam, bak mandi dan tempat penampung air
lainnya, juga pada parit atau selokan di dalam dan di sekitar rumah, terutama
bila selokan itu airnya kurang mengalir.
·
Kolam atau akuarium jangan dibiarkan kosong tanpa
ikan, isilah dengan ikan pemakan jentik nyamuk. Semprotlah bagian-bagian rumah
dan halaman yang merupakan tempat berkeliarannya nyamuk, dengan obat semprot
nyamuk.
Pengobatan DBD
Pengobatan
DBD dilakukan dengan terapi cairan dan obat penurun panas, lalu segera langsung
dibawa ke Rumah sakit terdekat. Terapi DBD dibagi menjadi 4 bagian :
1) Tersangka infeksi dengue
2) DBD derajat I atau II tanpa peningkatan hematokrit
3) DBD derajat II dengan peningkatan Ht 20%
4) DBD derajat III dan IV
2) DBD derajat I atau II tanpa peningkatan hematokrit
3) DBD derajat II dengan peningkatan Ht 20%
4) DBD derajat III dan IV
Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD
adalah mengatasi perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok,
yaitu dengan mengusahakan agar penderita untuk banyak minum sekitar 1,5 sampai
2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu). Penambahan cairan tubuh
melalui infus (intravena) mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan
hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah
platelet menurun drastis. Selanjutnya adalah pemberian obat-obatan terhadap
keluhan yang timbul, misalnya :
·
Paracetamol membantu menurunkan demam
·
Garam elektrolit (oralit) jika disertai diare
·
Antibiotik berguna untuk mencegah infeksi sekunder
Selanjutnya dapat dilakukan kompres dingin
tetapi tidak menggunakan es karena bisa berdampak syok. Bahkan beberapa tim
medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan alkohol. Pengobatan alternatif
yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun
khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji
kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena dan peningkatan nilai
trombosit darah.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Etiologi DBD disebabkan
oleh virus serotipe 1,2,3 dan 4 yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dengan gejala awal yaitu
demam mendadak serta timbulnya tanda dan gejala klinis tidak khas dan terdapat
kecenderungan terjadinya shok yang berakibat kematian.
Virus dengue memerlukan perantara untuk bisa masuk ke tubuh manusia.
Perantara / vektor virus ini adalah nyamuk Aedes aegypti atau Aedes
albopictus. Sebagai reaksi terhadap infeksi terjadi (1) aktivitas sistem
komplemen sehingga dikeluarkan zat anafilatoksin yang menyebabkan peningkatan
permeabilitas kapiler dan terjadinya perembesan plasma dari ruang intravaskuler
ke ruang ekstravaskuler, (2) agregasi trombosit menurun, apabila kelainan ini
berlanjut akan menyebabkan kelainan fungsi trombosit sebagai akibat mobilisasi
sel trombosit muda dari sumsum tulang, dan (3) kerusakan sel indotel pembuluh
darah akan merangsang / menaktivasi faktor pembekuan.
Umumnya penderita DHF
mengalami gangguan volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan , muntah dan demam, dimana
demam
merupakan gejala adanya suatu infeksi, gangguan metabolisme, atau suatu
kerusakan jaringan yang luas.
Pada
umumnya tidak terdapat vaksin yang
secara komersial untuk penyakit demam berdarah. Pencegahan utama demam berdarah
terletak pada inisiatif untuk menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam
berdarah.
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada pembahasan makalah ini
adalah :
·
Untuk dapat
menghindari terjadinya penyakit demam berdarah, maka harus selalu menjaga
kebersihan diri sendiri dan lingkungan.
·
Melakukan upaya
3M (menyimpan, menguras, mengubur).
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Christantie, S.Kp,
1995. Perawataan pasien DHF. Jakarta : EGC
Soegijanto S. 2005. Demam Berdarah Dengue. Jakarta.
Misnadiarly. 2009. Demam Berdarah Dengue (DBD). Putaka Populer Obor: Jakarta.
----2008.Penyakit Demam
Berdarah Dengue.www.infopenyakit.com. [01 Oktober 2011].
---2010.Makanan Sehat Demam
Berdarah.www.makanansehat.com.
Kenali dan waspadai demam
berdarah.www.ksupointer.com / lifestyle.
Langganan:
Postingan (Atom)