Mata Kuliah Pengantar Biokimia Gizi Tanggal : 20 Januari 2011
VITAMIN A TERHADAP
DAYA TAHAN TUBUH
Kelompok 4:
Anna Febritta Intan
Sari I14104023
Arizki
Witaradianingtias I14104032
Maharani Julfrina Rahma I14104035
Dwi Nuraini I14104038
Sofiatul Andariah I14104045
Asisten
Praktikum:
Yulaika Widhiastuti
Irni Fahriyani
Penanggung
Jawab Praktikum:
Ir. Titi Riani
M.Biomed
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem
imun berperan sangat penting dalam melindungi tubuh dari bahaya yang disebabkan
oleh infeksi, inflamasi, dan trauma. Sel-sel yang berperan dalam sistem imun
dan produknya memerlukan suplai nutrient yang sesuai untuk menghasilkan dan memelihara
komponen kekebalan tubuh. Ketika sistem imun berespon terhadap serangan,
kebutuhan energi akan meningkat. Pertahanan oleh sistem imun melibatkan
sejumlah zat gizi dan vitamin.
Ketidakcukupan
gizi dapat mengganggu fungsi sistem imun dan kemampuan untuk merespons. Hal ini
tampak pada penderita malnutrisi, terutama anak yang sangat rentan terhadap
infeksi dan tidak dapat segera sembuh. Mikronutrien spesifik memiliki peran
tertentu dalam sistem imun. Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses
kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak
akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan
memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita. Vitamin berdasarkan
kelarutan di dalam air dibedakan menjadi dua, yaitu vitamin yang larut di dalam
air dan vitamin yang tidak larut di dalam air. Vitamin A termasuk vitam yang
tidak larut di dalam air tetapi di lemak.
Vitamin
A adalah salah satu zat gizi esensial yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh
tubuh manusia. Vitamin ini penting bagi integritas permukaan epidermis dan
mukosa sehingga vitamin A berperan dalam barier fisik terhadap lingkungan serta
aktivasi makrofag dan diferensiasi monosit dalam respon imun. Untuk
memperolehnya harus di ambil dari sumber diluar tubuh terutama dari sumber
alam, seperti bahan sereal, umbi, biji-bijian, sayuran, buah-buahan, hewani dan
bahan-bahan olahan lainnya.
Tujuan
Tujuan umum dari
makalah ini adalah untuk mengetahui peranan vitamin A terhadap daya tahan
tubuh. Sedangkan tujuan khusus dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui
fungsi vitamin A.
b. Mengetahui
sumber-sumber vitamin A.
c. Mengetahui
pengertian sistem pertahanan tubuh (Sistem Imun).
d. MengetahuI
mekanisme kerja vitamin A terhadap daya tahan tubuh.
VITAMIN A TERHADAP
DAYA TAHAN TUBUH
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara
luas, vitamin A merupakan nama genetik yang menyatakan semua retinoid dan
prekusor atau provitamin A atau karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik
sebagai retinol. Vitamin A essensial untuk pemeliharaan kesehatan dan
kelangsungan hidup (Almatsier, 2006).
Vitamin A merupakan vitamin larut dalam lemak yang
kemudian akan disimpan dalam jaringan lemak tubuh untuk beberapa hari untuk
sampai enam bulan. Beberapa senyawa yang digolongkan ke dalam kelompok vitamin
A, antara lain retinol, retinil palmitat, dan retinil asetat. Akan tetapi,
istilah vitamin A seringkali merujuk pada senyawa retinol dibandingkan dengan
senyawa lain karena senyawa inilah yang paling banyak berperan aktif di dalam
tubuh.
Diseluruh dunia (WHO, 1991),di antara anak-anak prasekolah
diperkirakan terdapat sebanyak 6-7 juta kasus baru xeroftalmia tiap tahun,
kurang lebih 10% di antaranya menderita kerusakan kornea. Di antara yang
menderita kerusakan kornea ini 60% meninggal dalam waktu satu tahun,sedangkan
diantara yang hidup, 25% menjadi buta dan 50-60% setengah buta. Diperkirakan pada satu waktu sebanyak tiga
juta anak-anak buta karena kekurangan vitamin A, dan sebanyak 20-40 juta
menderita kekurangan vitamin A pada tingkat lebih ringan. Perbedaan angka
kematian antara anak yang kekurangan dan tidak kekurangan vitamin A kurang
lebih sebesar 30%. Disamping itu kekurangan vitamin A meningkatkan risiko anak
terhadap penyakit infeksi seperti penyakit saluran pernapasan dan diare,
meningkatkan angka kematian karena campak, serta menyebabkan keterlambatan
pertumbuhan (Almatsier, 2006).
Pada tahun 1967, aktivitas vitamin
A di dalam jaringan diukur dalam International Unit (LU) atau satuan
International (SI). Pada tahun 1967 FAO/WHO menganjurkan istilah Retinol
Ekivalen (RE) sebagai unit pengukuran
vitamin A, tetapi hingga sekarang Satuan International (SI), masih umum
dipakai. Satuan International, RE dan ekivalennya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel
1 Satuan Vitamin A dan Ekivalennya
1.0 g RE =
|
1.O
µg retinol
6.0
µg beta karoten
12.0
µg karotenoid lain
3.3
SI (Satuan International) retinol
9.9
SI (Satuan International) betakaroten
|
Sumber
: Almatsier (2006) Prinsip Dasar Ilmu Gizi
Menurut Almatsier
(2006), vitamin A adalah suatu kristal alkohol berwarna kuning (retinol) dan
larut dalam lemak atau pelarut lemak. Vitamin A pada umumnya stabil terhadap
panas, asam, dan alkali. Namun, vitamin A juga mempunyai sifat yang sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak bila dipanaskan pada suhu
tinggi. Dalam makanan vitamin A biasanya terdapat dalam bentuk ester (retinil),
yaitu terikat pada asam lemak rantai panjang. Didalam tubuh, vitamin A
berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan kimia aktif, yaitu retinol (bentuk
alkohol), retinal (aldehida), dan asam retinoat (bentuk asam). Struktur kimia
ketiga bentuk vitamin A dan provitaminnya beta-karoten dapat dilihat pada Gambar
1.
Gambar
1. Struktur Kimia Vitamin A
Ketersediaan biologik vitamin A meningkat dengan kehadiran vitamin E
dan antioksidan lain. Bentuk aktif vitamin A hanya terdapat dalam pangan
hewani. Pangan nabati mengandung karotenoid yang merupakan prekusor
(provitamin) vitamin A. Di antara ratusan karotenoid yang terdapat di alam,
hanya bentuk alfa,beta dan gama serta kriptosantin yang berperan sebagai
provitamin A. Beta karoten adalah bentuk provitamin A paling aktif, yang
terdiri atas dua molekul retinol yang saling berkaitan. Karotenoid terdapat di
dalam kloroplas tanaman dan berperan sebaagai katalisator dalam fotosintesis
yang dilakukan oleh klorofil. Oleh karena itu, karotenoid paling banyak
terdapat dalam sayuran yang berwarna hijau tua. Beta karoten mempunyai warna
sangat kuning dan pada tahun 1954 dapat disintesis. Beta karoten merupakan
pigmen kuning yang boleh digunakan dalam pemberian warna makanan, antara lain
untuk memberi warna kuning pada gelatin, margarin, minuman ringan, adonan cake
dan produk serealia (Almatsier, 2006).
Fungsi Vitamin A di dalam Tubuh
Beberapa fungsi dari vitamin A bagi tubuh, antara lain :
Regulasi ekspresi gen: asam Retinoid dan isomer perusahaan ditunjuk sebagai hormon
untuk mempengaruhi ekspresi gen dan dengan demikian banyak mempengaruhi proses
fisiologis. All-trans RA dan 9 - RAcis diangkut ke
inti sel terikat pada protein sitoplasma mengikat asam retinoic.
Berperan terhadap sistem kekebalan tubuh, dan karena sifat
antioksidan yang besar untuk melindungi terhadap pembentukan pencemaran dan
kanker dan penyakit lainnya.
Membantu pencernaan dan saluran ekspirasi serta memperlambat
penuaan.
Pengembangan dan pemeliharaan sel epitel, dalam selaput lendir,
kesehatan kulit dan penting dalam pembentukan tulang dan gigi, penyimpanan
lemak dan sintesis protein dan glikogen.
Melindungi terhadap infeksi dengan menjaga kesehatan kulit dan
jaringan di mulut, perut, usus dan saluran pernapasan dan uro-genital.
Membantu menjaga kesehatan kulit dan selaput lendir melindungi organ
utama tubuh.
Sumber Bahan Makanan Mengandung Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi esensial yang
tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh manusia. Di alam vitamin A terdapat
dalam tiga bentuk yaitu :
1. Vitamin A1 (all trans retinol), terdapat dalam jaringan mamalia dan ikan
laut.
2. Vitamin A2 (all trans 3 dehidroretinol), terdapat dalam ikan air tawar.
Vitamin A1 dan A2 disebut sebagai preformed
vitamin A yaitu vitamin yang berasal dari hewan.
3. Golongan karotenoid merupakan provitamin A yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Dari golongan karotenoid hanya yang mempunyai gelang beta ionon yang dapat
berubah menjadi vitaimin A. contohnya adalah alfa karoten, beta karoten, gama
karoten dan cryptoxanthin. Dari golongan ini yang dianggap penting adalah beta
karoten. Hal ini karena satu molekul beta karoten pada oksidasi menghasilkan
dua molekul retinal yaitu vitamin A aldehyd yang dapat direduksi menjadi
retinol.
Untuk memperolehnya harus di ambil dari sumber
diluar tubuh terutama dari sumber alam, seperti bahan sereal, umbi,
biji-bijian, sayuran, buah-buahan, hewani dan bahan-bahan olahan lainnya.
Berikut bahan-bahan alami yang diketahui mengandung bahan utama pembentuk
Vitamin A.
1.
Sereal ; jagung kuning
2.
Umbi-umbian: ubi kuning, ubi
kuning kukus, ubi jalar merah, ubi rambat merah,
3.
Biji-bijian; kacang ercis dan
kacang merah
4.
Sayuran; bakung, bayam, bayam
keripik goreng, bunkil daun talas, bayam merah, daun genjer, daun jambu, daun
jambu mete, daun kacang panjangl, serta daun hijauan lainnya, Gandaria,
kacang panjang, kankung, kol cina, labu kuning, pak soy, putri malu, ranti
muda, rumput laut, sawi, semanggi, terong hintalo dan wortel.
5.
Buah-buahan; apel, buah negeri,
kesemek, mangga, pepaya, pisang, sowa serta sukun.
6.
Hewani; daging ayam, bebek,
ginjal domba, hati sapi, hati ayam, sosis hati, berbagai jenis ikan (baronang,
cakalang, gabus, kawalinya, kima, lehoma, malugis, rajungan, sarden, sunu,
titang dan tongkol), telur dan juga telur ikan asin.
7.
Hasil olahan lainnya; kepala
susu, mentega, minyak ikan, minyak kelapa sawit, tepung ikan serta tepung susu.
Peran Vitamin A terhadap Daya Tahan Tubuh
Vitamin A dapat
melindungi tubuh dari infeksi organisme asing, seperti bakteri patogen.
Mekanisme pertahanan ini termasuk ke dalam sistem imun eksternal, karena sistem
imun ini berasal dari luar tubuh. Vitamin ini akan meningkatkan aktivitas kerja
dari sel darah putih dan antibodi di dalam tubuh sehingga tubuh menjadi lebih
resisten terhadap senyawa toksin maupun terhadap serangan mikroorganisme
parasit, seperti bakteri patogen dan virus (Rutherford 2007).
Beta karoten adalah salah satu bentuk vitamin A yang
merupakan senyawa dengan aktivitas antioksidan yang mampu menangkal radikal
bebas. Senyawa radikal bebas ini banyak berasal dari reaksi oksidasi di dalam
tubuh maupun dari polusi di lingkungan yang masuk ke dalam tubuh. Antioksidan
di dalam tubuh dapat mencegah kerusakan pada materi genetik (DNA dan RNA) oleh
radikal bebas sehingga laju mutasi dapat ditekan. Penurunan laju mutasi ini
akan berujung pada penurunan risiko pembentukan sel kanker. Aktivitas
antioksidan juga terkait erat dengan pencegahan proses penuaan, terutama pada
sel kulit.
Beta karoten meningkatkan jumlah sel melawan infeksi,
sel-sel pembunuh alami, dan T-sel pembantu, selain juga sebagai antioksidan
kuat yang penyapu radikal bebas. Seperti vitamin C dan E beta karoten merupakan
antioksidan yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung dengan mengontrol
lemak dan kolesterol dalam aliran darah serta mengoksidasiplak yang terbentuk
dalam arteri. Beta karoten juga melindungi diri dari kanker dengan merangsang
sel kekebalan yang disebut makrofag untuk memproduksi faktor nekrosis tumor,
yang membunuh sel kanker. Hal ini menunjukkan bahwa beta karoten dapat
meningkatkan produksi limfosit T-sel dan sel pembunuh alami serta dapat
meningkatkan kemampuan sel-sel pembunuh alami untuk menyerang sel-sel kanker
(Sears 2006).
Vitamin A
merupakan salah satu immunomodulator.
Vitamin A merupakan bahan essensial yang berperan dalam penglihatan,
pertumbuhan , pembentukan sel epitel, pembentukan sel darah merah dan dalam
menjaga jaringan epitel sebagai barier fisik terhadap infeksi, juga sebagai
penjaga sejumlah sel imun baik innate ataupun acquired immune system. Sel imun meliputi lymphocytes (B-cells.
T-cells, dan natural killer cells), myeloclytes (neutrophils, macroghages, dan
mycloid dendritic cells). Suplementasi Vitamin A dapat menurunkan angka
kematian bayi sampai 19% - 54%. Mekanisme menurunnya angka kesakitan dan
kematian bayi ini belum diketahui secara pasti. Tapi diketahui bahwa peranan
vitamin A dalam pembentukan respon imun yaitu terutama peningkatan respon imun
sel T dan peningkatan pembentukan antibody (imunoglobulin) (Almatsier,
2006).
Zat gizi sangat berperan
dalam meningkatkan dan mempetahankan imunitas tubuh, sehingga asupan zat-zat
gizi harus seimbang. Zat-zat gizi yang sangat diperlukan untuk meningkatkan
daya tahan tubuh adalah protein, vitamin A,C,E, sedangkan mineral berupa
selenium, zat besi dan seng. Berikut ini merupakan
mekanisme vitamin A untuk sistem imun dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Mekanisme Vitamin A untuk Sistem
Imun
Sistem imun adalah semua
mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan keutuhan tubuh, sebagai
perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan pada
lingkungan hidup. Berikut ini adalah sistem imun berdasarkan pembagiannya pada
sistem spesifik dan nonspesifik. Imunitas adalah keadaan seseorang yang
terlindung dari pembentukan penyakit. Imunitas terbagi dalam dua bagian imunitas
interna dan imunitas eksterna. Vitamin A memiliki keterlibatan pada imunitas
interna.
Imunitas Interna adalah
imunitas yang terjadi karena resistensi alami organisme. Imunitas interna
mencakup sawar terhadap infeksi yang dihasilkan oleh kulit, asam lambung, air
mata serta oleh mediator peradangan yang non-spesifik. Imunitas interna dibagi
dalam dua bagian yaitu :
a. Imunitas Pasif
Mengacu pada imunitas
yang diberikan seseorang melalui transfer antibodi dari orang lain atau
pemberian antitoksin yang telah dipersiapkan. Antitoksin adalah antibodi yang
diproduksi secara spesifik terhadap toksin bakteri tertentu. Ex : antitoksin
difteri.
b. Imunitas Aktif
Adalah proses imun
seluler dan humoral yang dibentuk seseorang yang telah secara bermakna terpajan
ke suatu mikrorganisme atau toksin. Pajanan dapat terjadi dalam bentuk proses
penyakit atau akibat imunisasi. Imunitas aktif ditandai oleh memori baik di sel
T maupun sel B, dan pembentukan sel T dan antibodi spesifik.
Mekanisme Kerja Vitamin A terhadap Daya Tahan
Tubuh
Menurut Almatsier (2001), Pencernaan dan absorpsi karoten dan retinoid
membutuhkan empedu dan enzim pankreas. Vitamin A yang di dalam makanan sebagian
besar terdapat dalam bentuk ester retinol bersama karotenoid bercampur dengan
lipida lain didalam lambung. Di dalam sel – sel mukosa usus halus, ester
retinil dihidrolisis oleh enzim – enzim pankreas esterase menjadi retinol yang
lebih efisien diabsorpsi daripada ester retinil. Sebagian dari karotenoid,
terutama beta karoten di dalam sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi
retinol (Almatsier, 2006).
Vitamin A terdapat dalam makanan yang berasal dari hewan dalam bentuk
retinil ester, di dalam usus halus dihidrolisa oleh enzim hidrolisa menjadi
retinol. Selanjutnya diperlukan garam empedu untuk pembentukan “misel” (suatu
kompleks antara lemak dan garam empedu yang membuat lemak larut air). Retinol
di dalam mukosa usus halus bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester dan
dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel sel vili dinding usus halus untuk
kemudian diangkut oleh kilimikron melalui sistem limfe ke dalam aliran darah
menuju hati. Dengan konsumsi lemak yang
cukup, sekitar 80 – 90% ester retinol dan hanya 10 – 60% karotenoid yang
diabsorpsi. Hati berperan sebagai tempat menyimpan vitamin A utama di dalam
tubuh. Dalam keadaan normal, cadangan vitamin A dalam hati dapat bertahan
hingga enam bulan. Bila tubuh mengalami kekurangan vitamin A , asam retinoat
diabsorpsi tanpa perubahan. Asam retinoat merupakan sebagian kecil vitamin A
dalam darah yang aktif dalam deferensiasi sel dan pertumbuhan (Almatsier,
2006).
Retinol
|
Ester
retinil
|
(mukosa
usus)
|
Ester retinil (makanan)
|
Β-karoten (makanan)
|
Retinal
(usus halus)
|
Kilomikron β-lipoprotein (limfe)
|
Ester retinil
(hati)
|
retinol-binding protein (RBP) prealbumin (darah)
|
Sel-RBP
Reseptor permukaan
(sel sasaran)
|
Retinal
(Mata)
|
as.retinoat
(Sel epitel)
|
Gambar
2. Alur transpor vitamin A di dalam tubuh
Berdasarkan Gambar 2, alur transport vitamin A didalam tubuh adalah
sebagai berikut, bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilasi dari hati dalam bentuk
retinol yang diangkut oleh Retinol
Binding Protein (RBP) yang disintesis di dalam hati dengan membuat
kompleks dengan prealbumin untuk ditransportasi di dalam plasma menuju sel-sel
sasaran. Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh
bergantung pada reseptor pada permukaan membran yang spesifik untuk RBP.
Retinol kemudian diangkut melalui membran sel untuk kemudian diikatkan pada Cellular Retinol Binding Protein (CRBP) dan
RBP kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata, retinol berfungsi sebagai retinal dan
di dalam sel epitel sebagai asam retinoat. Vitamin A diekresi
melalui urin dan feses (Almatsier, 2006).
Tubuh mengubah beta karoten menjadi vitamin A, yang
memiliki sifat antikanker dan berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Kelebihan vitamin A dapat menjadi racun bagi tubuh, sebaiknya mendapatkan
asupan beta karoten tambahan dari makanan dan membiarkan tubuh secara alami
mengubahnya menjadi vitamin A untuk kekebalan (Sears 2006). Karotenoid dan
retinoid dapat merangsang respon imun termasuk penglepasan sitokin dengan
aktifitas sel anti tumor, peningkatan sel NK, dan aktifitas limfosit baik dalam
invitro maupun invivo. Retinoid bekerja pada diferensiasi sel imun, menigkatkan
metogenesis limfosit dan perubahan fagositosis magrofag sehingga apabila
terjadi defisiensi vitamin A maka mudah terkena virus Newcastle dan penurunan jumlah limfosit (Aditama, dkk 2010).
KESIMPULAN
Vitamin A adalah suatu kristal alkohol
berwarna kuning (retinol) dan larut dalam lemak. Beta karoten yang merupakan
senyawa dengan aktivitas antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas dan
bersifat antikanker sehingga dapat meningkatkan respon imun sel T dan
peningkatan pembentukan antibody (imunoglobulin).
Fungsi dari vitamin A bagi tubuh diantaranya adalah sebagai regulasi
ekspresi gen, berperan dalam sistem kekebalan tubuh, membentu dalam pencernaan
dan saluran ekspirasi serta memperlambat penuaan, pengembangan dan pemeliharaan
sel epitel, melindungi terhadap inveksi
dan membantu menjaga kesehatan kulit.
Di alam vitamin A terdapat dalam tiga bentuk yaitu
Vitamin A 1 (all trans retinol), Vitamin A 2 (all trans 3 dehidroretinol), dan
Golongan karotenoid merupakan provitamin A yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Bahan makanan yang mengandung vitamin A adalah wortel, ubi kuning, bayam, apel,
pepaya, daging, susu dan minyak ikan.
Sistem imun adalah semua
mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan keutuhan tubuh, sebagai
perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan pada
lingkungan hidup. Imunitas terbagi dalam dua bagian imunitas interna dan
imunitas eksterna. Vitamin A memiliki keterlibatan pada imunitas interna.
Retinol di dalam mukosa usus halus bereaksi dengan asam lemak dan
membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel sel vili
dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh kilimikron melalui sistem limfe
ke dalam aliran darah menuju hati. Retinoid bekerja
pada diferensiasi sel imun, menigkatkan metogenesis limfosit dan perubahan
fagositosis magrofag sehingga apabila terjadi defisiensi vitamin A maka mudah
terkena virus Newcastle dan penurunan
jumlah limfosit.
DAFTAR
PUSTAKA
Aditama .YA, dkk. 2010. Peranan Suplemen Vitamin A Pda Pengobatan TB. Jurnal
Tuberkulosis Indonesia Vol.4 No.2.
Almatsier, S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta
: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Rutherford D. 2007. Sources Of Vitamins. http://www.netdoctor.co.uk.
[31 Desember 2010].
Sears. 2006. 8 Sumber Makanan untuk Kekebalan Tubuh. http://www.askdrsears.com.
[21
Desember 2010].
Semba RD. 1998. Peran Vitamin A dan Retinoid Terkait dalam Fungsi Kekebalan Tubuh.
http://ods.od.nih.gov. [31 Desember 2010].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar