TINJAUAN
PUSTAKA
Iodium
Iodium
adalah zat gizi mikro yang esensial. Sebagai unsur halogen, iodium tidak
ditemukan di alam dalam keadaan bebas, karena sangat reaktif. Unsur-unsur ini
terdapat di alam sebagai senyawa garam. Iodium terdapat di alam dalam bentuk
senyawa iodat dan iodida dalam lumut-lumut laut. Terdapat juga dalam bentuk
iodida dari air laut yang terasimilasi dengan rumput laut, sendawa Chili, tanah
kaya nitrat, air garam dari air laut yang disimpan, dan di dalam air payau dari
sumur minyak dan garam (Sandjaja 2009).
Fungsi utama iodium adalah untuk pembentukan hormon tiroid, yang terdiri dari tiroksin dan triiodotironin. Hormon tiroid berperan penting dalam pengaturan tingkat metabolisme basal. Kekurangan iodium dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI). Bahan makanan sumber iodium antara lain seafood, rumput laut, dan garam yang telah difortifikasi dengan iodium. Kebutuhan iodin untuk orang dewasa adalah 150 mikrogram (μg) per hari (Sandjaja 2009).
Fungsi utama iodium adalah untuk pembentukan hormon tiroid, yang terdiri dari tiroksin dan triiodotironin. Hormon tiroid berperan penting dalam pengaturan tingkat metabolisme basal. Kekurangan iodium dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI). Bahan makanan sumber iodium antara lain seafood, rumput laut, dan garam yang telah difortifikasi dengan iodium. Kebutuhan iodin untuk orang dewasa adalah 150 mikrogram (μg) per hari (Sandjaja 2009).
Iodium dalam Pangan
Iodium
adalah jenis elemen mineral mikro kedua sesudah besi yang dianggap penting bagi
kesehatan manusia walaupun sesungguhnya jumlah kebutuhan tidak sebanyak zat-zat
gizi lainnya. Djokomoeldjanto 2005, mengatakan bahwa manusia tidak dapat
membuat unsur / elemen iodium dalam tubuhnya seperti membuat protein atau gula
tetapi harus mendapatkannya dari luar tubuh (secara alamiah) melalui serapan
iodium yang terkandung dalam makanan serta minuman.
Jumlah
iodium dalam tubuh orang dewasa diperkirakan antara 9-10 mg, duasepertiganya
dari jumlah tersebut terkumpul pada
kelenjar tiroid (kelenjar gondok). Fungsi iodium di dalam tubuh yaitu
memaksimalkan kerja kelenjar tiroid (kelenjar gondok). Sebagian besar iodium
diserap melalui usus kecil, tetapi beberapa diantaranya langsung masuk ke dalam
saluran darah melalui dinding lambung (Winarno 1992).
Penyerapan
iodium berlangsung sangat cepat yaitu dalam waktu 3-6 menit setelah makanan
dicerna dalam mulut (Winarno 1992). Sebagian besar iodium yang dicerna masuk ke
dalam kelenjar tiroid, yang kadarnya sekitar 25 kali lebih tinggi dari iodium
yang ada dalam darah. Bahan makanan dari laut seperti ganggang laut dan ikan
laut mengandung iodium yang lebih banyak. Ikan laut lebih banyak mengandung
iodium dibandingkan dengan ikan air tawar, daun dan bunga tanaman lebih banyak
lebih banyak mengandung iodium dari pada bagian umbi ataupun bagian tanaman
yang lain, tetapi pada biji-bijian dan kacang-kacangan mengandung sangat
sedikit iodium. Namun, umumnya karena tidak semua orang mengkonsumsi makanan
dari laut, maka untuk masyarakat pedalaman dan pegunungan mempunyai pasokan
iodium yang kurang. Pemakaian garam beriodium secara teratur akan memberikan
suplai iodium yang dibutuhkan oleh tubuh. Kebutuhan iodium akan meningkat pada
anak-anak, remaja, dan wanita hamil.
Kebutuhan iodium dalam pembentukan
hormone tiroidm sesuai umur setiap hari berbeda-beda, sebagai berikut :
Tabel… Kebutuhan
Iodium dalam Tingkatan Usia
Usia
|
Kebutuhan Iodium (µg)
|
0-12 bulan
|
50
|
2-6 tahun
|
90
|
7-12 tahun
|
120
|
>12 tahun
|
150
|
Ibu hamil
|
200
|
Apabila
seseorang kurang atau tidak mengkonsumsi garam beryodium maka akan dapat
mengakibatkan seseorang tersebut dapat mengalami penyakit goiter atau yang
lebih sering dikenal sebagai penyakit gondok. Bila tubuh kekurangan iodium,
kadar tiroksin dalam darah menjadi rendah yang akan merangsang kelenjar
pituitary untuk memproduksi lebih banyak hormone yang disebut TSH (Tyroid
Stimulating Hormon), menyebabkan kelenjar tiroid membesar karena jumlah dan ukuran
sel-sel epitel membesar.
Metode
Spektrofotometri
Metode
pengukuran menggunakan prinsip spektrofotometri adalah berdasarkan absorpsi
cahaya pada panjang gelombang tertentu melalui suatu larutan yang mengandung
kontaminan yang akan ditentukan konsentrasinya. Prinsip kerja metode ini adalah
Hukum Beer-Lambert, yaitu jumlah cahaya yang diabsorbsi oleh larutan sebanding
dengan konsentrasi kontaminan dalam larutan. Jika absorbansi di plot terhadap
konsentrasi, maka diperoleh garis lurus. Grafik ini dapat digunakan untuk
menentukan konsentrasi kontaminan dalam suatu larutan. Perubahan intensitas
warna sebanding dengan konsentrasi (Lestari 2007).
Asam Arsenit
Arsen,
arsenik, atau arsenikum adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol As dan nomor atom 33. Arsen merupakan bahan metaloid yang terkenal
beracun dan memiliki tiga bentuk alotropik, yaitu kuning, hitam, dan abu-abu.
Arsenik dan senyawa arsenic memiliki beberapa fungsi seperti digunakan sebagai
bahan pestisida, herbisida, insektisida, dan lain-lain. Selain itu, asam
arsenit dapat mereduksi iodat yang terbentuk dari senyawa yang mengandung
iodida setelah proses digesti oksidasi menjadi iodida. Asam arsenit juga dapat
mereduksi serium (IV) yang berwarna kuning menjadi serium (III) yang tak
berwarna dengan reaksi yang sangat lambat. Adanya ion iodida dapat berfungsi
sebagai katalisator yang akan mempercepat reaksi reduksi serium (IV) menjadi
serium (III) (Anonim 2005).
Asam Klorit
Salah satu
hasil dari penambahan pereaksi arsenit dan serium pada larutan sampel itu
terbentuknya kristal. Kristal tersebut berasal dari kalsium yang terkandung
dalam sampel dan sulfat sehingga membentuk kaslium sulfat yang berbentuk
kristal yang dapat mengganggu pengamatan. Namun, kristal tersebut dapat diatasi
dengan adanya asam klorit. Asam klorit merupakan campuran asam yang terbuat
dari KClO3, HClO3, dan air dengan perbandingan tertentu yang berfungsi untuk
mengendapkan kalsium sehingga kristal kalsium sulfat dapat terurai. Asam klorit
ini ditambahkan sebelum penambahan pereaksi arsenit dan serium. (Anonim 2005).
Cerium
Ammonium Sulfat
Serium (IV)
ammonium sulfat berfungsi untuk menurunkan kecepatan reaksi. Apabila hanya
dilakukan reaksi katalisa arsen (III)-serium (IV) maka reaksi akan berjalan
sangat cepat sehingga sulit untuk diamati serapannya. Oleh karena itu, untuk
menurunkan kecepatan reaksi dapat dilakukan dengan memperkecil perbandingan
arsen (III)-serium (IV). Caranya yaitu dengan mereaksikan larutan pereaksi
arsen (III) oksida dengan larutan pereaksi serium (IV) ammonium sulfat. Serium
(IV) oksida adalah oksidator yang sangat kuat, pada temperatur tinggi akan
bereaksi dengan bahan organik. Ion Ce(IV) dipergunakan dalam larutan-larutan
keasaman tinggi karena hidrolisa akan menghasilakan pengendapan pada
larutan-larutan dengan konsentrasi ion hydrogen yang rendah (Ramaheru 2009).
KNO3 dan
NaOH
KNO3 dan
NaOH pada penetapan iodium metode spektrofotometri ini berfungsi sebagai
katalisator dalam proses digesti oksidasi yang akan memecah unsur-unsur organik
yang mengandung iodida dan merubah unsur iodida yang telah lepas menjadi bentuk
iodida anorganik (Anonim 2005).
Natrium
hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet,
serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Basa ini bersifat lembab cair dan
secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam
air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan
metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada
kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya.
Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas
(Heaton 1996).
NaOH
membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air, NaOH murni merupakan padatan
berwarna putih, densitas NaOH adalah 2,1 . Senyawa ini sangat mudah terionisasi
membentuk ion natrium dan hidroksida Fungsi penambahan NaOH pada umumnya pada
suatu reaksi adalah untuk memberikan suasana basa karena reaksi tidak dapat
berlangsung dalam keadaan asam (Poedjiadi 1994).
DAPUS
Poedjiadi. 1994. Dasar-Dasar
Biokimia. Penerbit UI-Press: Jakarta.
Heaton
A. 1996. An Introduction to Industrial Chemistry, 3rd edition, New
York:Blackie. ISBN [14 desember 2010].
Djokomoeldjanto,F.
2005. Iodium Pangan.www.websisni_bsn.go.id.
[12 November 2011].
Winarno,F.G.1992.Kimia Pangan Dan Gizi.Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Lestari F. 2007. Bahaya Kimia Sampling
dan pengukuran Kontaminan Di Udara. Jakarta: EGC.
Ramaheru. 2009. Pengenalan Unsur dan
Sifat-sifat Serium. www.chem-is-try.org. [16 Desember 2010].
Sandjaja.
2009. Kamus Gizi. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Anonim. 2005. Tinjauan pustaka. http://digilib.ubaya.ac.id. [11 Desem
Tidak ada komentar:
Posting Komentar