OhayoOoo~~

see the world and feel how beautiful you are inside. . So, let's play !! *yeahhhh~

Selasa, 27 September 2011

TINJAUAN PUSTAKA.glukosa darah


TINJAUAN PUSTAKA

Metabolisme dan Kesimbangan Glukosa Darah
Metabolisme adalah suatu proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai dari makhluk bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, jamur, tumbuhan, hewan sampai manusia. Di dalam proses ini makhluk hidup mendapat, mengubah, dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk kelangsungan hidupnya. Kelangsungan reaksi kimia di dalam metabolisme dari permulaan sampai ke suatu hasil akhir disebut jalur metabolisme. (pathway). Senyawa yang terbentuk selama jalur metabolisme berlangsung disebut senyawa antara (intermediate). Proses metabolime energi dari glukosa darah atau juga glikogen otot akan berawal dari karbohidrat yang dikonsumsi. Glukosa yang terbentuk ini kemudian dapat tersimpan sebagai cadangan energi sebagai glikogen di dalam hati dan otot serta dapat tersimpan di dalam aliran darah sebagai glukosa darah atau dapat juga dibawa ke dalam sel-sel tubuh yang membutuhkan. Sebagai tahapan awal dari metabolisme energi secara aerobik, glukosa yang berasal dari glukosa darah ataupun dari glikogen otot akan mengalami proses glikolisis yang dapat menghasilkan molekul ATP serta menghasilkan asam piruvat.
Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen di dalam sel hidup. Melalui jalur anabolisme terbentuk senyawa. Diperlukan sejumlah energi supaya proses anabolisme terjadi. Reaksi kimia yang terjadi meliputi sintesis dari ikatan .C-C- (sintesa asam lemak), ikatan .CO-N- (sintesa protein), ikatan C-N- (sintesis urea), dan ikatan .C-O- (sintesa trigliserida) memerlukan energi. Unsur kimia dan senyawa digunakan untuk membentuk senyawa baru yang lebih besar.
Mempertahankan kadar glukosa dalam darah hingga stabil adalah salah satu yang paling baik pengaturannya dari semua mekanisme homeostatik dan dimana hati, jaringan-jaringan ekstrahepatik, dan beberapa hormon mempunyai peranan. Sel-sel hati sangat permeable terhadap glukosa, sedangkan sel-sel jaringan ekstrahepatik adalah relatif impermeabel. Ini mengakibatkan penembusan melalui membran sel merupakan langkah-langkah yang “rate limiting” pada uptake glukosa dalam jaringan ekstrahepatik dan ini dengan cepat mengalami fosforilasi oleh heksokinase pada waktu masuk kedalam sel. Sebaliknya, ada kemungkinan bahwa aktifasi enzim-enzim tertentu dan konsentrasi zat-zat antara yang penting lebih banyak mempengaruhi secara langsung uptake dan output glukosa dalam darah merupakan faktor yang penting yang mengatur kecepatan uptake glukosa dalam hati dan jaringan ekstrahepatik. Disamping pengaruh langsung dari hyperglikemia dalam memperbesar uptake glukosa ke dalam hati dan jaringan perifer, hormon insulin memegang peranan pokok dalam pengaturan konsentrasi glukosa darah. Insulin dihasilkan oleh sel-sel beta pulau langerhans dalam pankreas dan disekresi ke dalam darah sebagai respon langsung terhadap hyperglikemia. Konsentrasinya dalam darah sejajar dengan konsentrasi glukosa zat yang menyebabkan pengeluaran insulin adalah asam-asam amino, sekretin dan tolbutamid. (Pudjiana 1994)

Glikogenolisis
Glikogenolisis adalah reaksi pemecahan molekul glikogen menjadi molekul glukosa serta  mekanisme dan lintasan yang bertanggung jawab atas pembentukan glukosa atau glikogen dari senyawa non karbohidrat. Jaringan utama yang terlibat adalah hepar dan ginjal (mengandung komplemen lengkap enzim-enzim yang diperlukan). Penting untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan glucosa saat dalam diet tidak mengandung cukup karbohidrat.
Proses katabolisme glikogen menjadi glukosa yang terjadi di hati sedangkan di otot menjadi asam piruvat dan asam laktat. Tahap pertama penguraian glikogen adalah pembentukan glukosa 1-fosfat. Berbeda dengan reaksi pembentukan glikogen, reaksi ini tidak melibatkan UDP-glukosa, dan enzimnya adalah glikogen fosforilase. Selanjutnya glukosa 1-fosfat diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim yang sama seperti pada reaksi kebalikannya (glikogenesis) yaitu fosfoglukomutase.


Glikogen, (glukosa)
Pi                     glikogen fosforilase                                                     fosfoglukomutase


1-fosfat + Glikogen, (glukosa)                                             Glukosa 6-fosfat
Gambar 1  Glikogenolisis: penguraian glikogen menghasilkan glukosa 6-fosfat




Tahap reaksi berikutnya adalah pembentukan glukosa dari glukosa 6-fosfat. Berbeda dengan reaksi kebalikannya dengan glukokinase, dalam reaksi ini enzim lain, glukosa 6-fosfatase, melepaskan gugus fosfat sehigga terbentuk glukosa. Reaksi ini tidak menghasilkan ATP dari ADP dan fosfat.
Glukosa 6-fosfat                                                glukosa + asam fosfat  (Girindra 1986)


Kadar Glukosa dan Glikogen Puasa dan tidak Puasa
     Gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa pada darah. Glukosa merupakan hasil metabolisme dari karbohidrat. Glukosa didapatkan dari makanan yang dikonsumsi secara langsung dari karbohidrat maupun tidak langsung dari makanan lain, glukosa diserap ke dalam aliran darah ke seluruh sel-sel didalam tubuh dimana dapat digunakan sebagai energi
     Karbohidrat yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan. Kadar glukosa dalam darah diatur oleh beberapa hormon. Insulin dihasilkan oleh kelenjar pankreas menurunkan kadar glukosa dengan menaikkan pembentukan glikogen dari glukosa. Adrenalin (epineprin) yang juga dihasilkan oleh pankreas, dan glukagon berperan dalam menaikkan kadar glukosa dalam darah. Semua faktor ini bekerjasama secara terkoordinasi mempertahankan kadar glukosa tetap normal untuk menunjang berlangsungnya proses metabolisme secara optimum. Kadar glukosa normal adalah 80 – 120 mg /100 ml, Setelah makan karbohidrat kadar dapat meningkat sampai sekitar 120-130 mg/dl. Selama puasa, kadarnya turun sampai sekitar 60-70 mg/dl. Dalam keadaan normal, kadarnya dikontrol dalam batas-batas ini. Kadar glikogen normal (80-100 mmol/kg BB) dapat meningkat menjadi 200 mmol/kg BB dengan pemberian asupan karbohidrat. Kadar glikogen hati puasa dapat menyimpan 60-80 mmol glikogen (Martin 1998)

Metode Folin - Wu
       Penetapan glukosa folin-wu, dimana glukosa akan mereduksi senyawa kupri menjadi senyawa kupro yang tidak larut tambahan asam fosfomlibdat. Senyawa kupro akan larut dan mereduksi fosfomlibdat yang berwarna biru, warna biru terjadi dibaca dengan spektrofotometer. Dengan metode ini kadar glukosa puasa adalah 80-120 mg/100 ml darah. Metode Follin Wu digunakan dalam analisis kuantitatif gula dalam darah. Prinsip pengukuran kadar glukosa darah dengan metode Folin Wu adalah ion kupri akan direduksi oleh gula dalam darah menjadi kupro dan mengendap menjadi Cu2O. Penambahan pereaksi fosfomolibdat akan melarutkan Cu2O dan warna larutan menjadi biru tua, karena ada oksida. Dengan demikian, banyaknya Cu2O yang terbentuk berhubungan linier dengan banyaknya glukosa di dalam darah. Filtrat yang berwarna biru tua yang terbentuk akibat melarutnya Cu2O karena oksida Mo dapat diukur kadar glukosanya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm. (Dawiesah 1989)


Jenis Tikus (Spraque Dawley)

tikus sprague dawley yang merupakan jenis outbred tikus albino serbaguna, digunakan secara ekstensif dalam riset medis. Alasan pemilihan tikus sprague dawley adalah karena ketenangan dan kemudahan dalam penanganannya. Berat badan tikus dewasa adalah 250-300 gram untuk betina dan 450-520 gram untuk jantan. Rata-rata hidupnya adalah 2.5-3.5 tahun. Tikus ini biasanya memiliki ekor untuk meningkatkan rasio panjang tubuh dibandingkan dengan tikus wistar. Jenis kelamin tikus sprague dawley yang digunakan adalah betina. Namun dalam percobaan di laboratorium jenis tikus yang biasa digunakan adalah yang berkelamin jantan karena tikus jantan lebih mudah untuk dianalisis, tidak memiliki siklus pelepasan sel telur yang dapat mengganggu hasil percobaan dan memiliki mitokondria yang lebih banyak pada organ hatinya sehingga mempermudah dalam isolasi fraksi mitokondria (Anonim 2010)

Fungsi Pereaksi
            Menurut Poedjiadi 1994, pereaksi asam sulfat adalah asam mineral (anorganik) yang kuat, larut dalam air pada semua perbandingan dan asam sulfat mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Larutan asama sulfat ini bertujuan menciptakan suasana asam karena reaksi dengan fosfomlibdat terjadi pada suasana asam.
Larutan NaCl 0,9% berfungsi untuk menjaga keadaan preparat agar tetap segar, sebagaimana kita ketahui bahwa larutan NaCl bersifat isotonis dengan cairan tubuh. Fungsi akuades adalah untuk mengencerkan darah sehingga albumin dalam darah akan larut oleh akuades.
Etanol absolut adalah adalah alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena sifatnya yang tidak beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan industri makanan dan minuman. Etanol tidak berwarna dan tidak berasa tapi memilki bau yang khas. Bahan ini dapat memabukkan jika diminum. Etanol sering ditulis dengan rumus EtOH. Rumus molekul etanol adalah C2H5OH atau rumus empiris C2H6O dan berfungsi Pelarut, Campuran minuman (intoxicant) dan Sintesis bahan kimia lain (Anonim 2009)

           




DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Larutan-larutan standar [terhubung berkala]. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/komplekso metri/larutan-larutan-standar.  (19 maret 2011).

Anonim. 2010. Jenis Tikus Percobaan [terhubung berkala]. http://www.zimbio.com/member/abim/articles/UMvAniqKp1y/Tikus untukPenelitian di Laboratorium. (19 Maret 2011)

Dawiesah S. 1989. Biokimia. Jakarta : Gramedia

Girindra, A. 1986. Biokimia. Jakarta : Gramedia

Martin D.W., Jr.P.A. Mayes dan V.W. Rodwell. 1998. Edisi 19. Biokimia (Review of Biochemistry) EGC.

Pudjiadi A. 1994. Dasar-dasar Bokimia. Jakarta : UI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar