OhayoOoo~~

see the world and feel how beautiful you are inside. . So, let's play !! *yeahhhh~

Kamis, 13 Oktober 2011

NINOMIYA - 1992_4##111

Hazukashii kara,
Kimi ni wa angou de okuru koto ni kimetanda. Sou shiyou.
Hinto wa sou dana.
"Suki dayo" to ka sonna kakkoii kotoba janai.

Demo fushigi dana...
Suki na hito ni mo, kirai na hito ni mo onaji dake tsutawaru
Kono kotoba wa sou, ima nao nokoru
Yuuitsu na mahou kamoshirenai...

Tabun sou nanda. Kitto sou nanda.
Atarimae ni sonzai suru mono nanda.
Dakara boku wa sore wo "tokubetsu" ni shitanda.
Kossori dare ni mo barenai you ni...

Soshitara jibun dake no imi wo kangae dasu darou na


Mitsukaranakute,
Hisshi ni natte sagasu kimi wa amari ni mo kawaikute.
Hinto wa sou dana.
"Gomen ne" to ka to yoku isshou ni iru kamo ne.Chicchai ko datte, sono oya datte,
Daremo ga tsukatteiru mahou nan dakara.
Moshi mo boku ni mo kodomo ga dekitara.
Mayowazu saisho ni kore wo oshieyou...


Tabun sou nanda. Kitto sou nanda.
Eien nante sonzai shinai mono dakara.
Ima wo zenryoku de aiserunda.Dakara ashita no, asatte no, sono saki ni wa...
Ieru ki ga surunda. Hazukashigarazu, sunao ni...


Moshi... Tatoeba no hanashi.
Sonna gara janai kedo,
Boku no jinsei saigo no kotoba wa
Waratte iu, "kore" nanda.

Tabun janakute. Zettai sou nanda.
Hitori de koko made yattekita wake janai kara.
Ima wa omoun da. Ironna hitotachi no
Kao ga, egao ni, kawaru toki ni wa.
Sono tonari de saki ni, wakatta kimi ga itanda...

Kore kara, dou natteikunda??
Sonna no wakannai kedo,
Zenzen fuan janainda yo.
Kimi no egao ga nani yori no kotae dakara.
Kaidoku dekitanda. Datta naraba,
Saigo ni mou hitotsu tsutaetai koto, sore wa...



English:
Because it's embarrassing,
I decided to send this to you in code. Let's do it like that.
As for a hint,
It's not as cool of a phrase as "I like you" or something.

But it's strange...
Either to someone you like or someone you hate, the same thing will be transmitted
These words, yes, even now remain
It might be a unique kind of magic...

That's probably it. That's definitely it.
I can say with confidence that this obviously exists.
That's why I've put it in a special code.
Secretly, so that it won't be leaked to anyone...
Then you should think out the meaning on your own

Unable to figure it out,
Desperately searching, you were too adorable.
As for a hint,
This might be something that often goes with "I'm sorry" or something.

Because even little kids, and their parents,
Or everyone uses this magic.
If even I managed to have kids,
Without hesitating, I'd teach them this first...


That's probably it. That's definitely it.
I can say with confidence that this will eternally exist.The present will be loved with all our might.
That's why tomorrow, the day after tomorrow, in the future...
I might be able to say it. Without being shy, honestly...


If... This is only for example.
It's not that pretty,
But the last words I'd say in my life
I'd say with a laugh, "this."

Not probably. That would definitely be it.
Because it's not like I've come this far on my own.
Now, that's what I believe. Various people's faces change into a smile.
That person next to you got it before you did...

What are you going to do from now??
I don't know,
But I'm not worried at all.
Because more that anything, your smile is the answer.
You've finished decoding. If that's the case,
There's one more thing I haven't told you, and that is...

Laporan Biokimia - VITAMIN A TERHADAP DAYA TAHAN TUBUH


Mata Kuliah Pengantar Biokimia Gizi                                                    Tanggal : 20 Januari 2011




VITAMIN A TERHADAP DAYA TAHAN TUBUH



Kelompok 4:
Anna Febritta Intan Sari                                I14104023
Arizki Witaradianingtias                 I14104032
Maharani Julfrina Rahma              I14104035
Dwi Nuraini                                        I14104038
Sofiatul Andariah                             I14104045




Asisten Praktikum:
Yulaika Widhiastuti
Irni Fahriyani

Penanggung Jawab Praktikum:
Ir. Titi Riani M.Biomed











DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010



PENDAHULUAN
Latar Belakang
                Sistem imun berperan sangat penting dalam melindungi tubuh dari bahaya yang disebabkan oleh infeksi, inflamasi, dan trauma. Sel-sel yang berperan dalam sistem imun dan produknya memerlukan suplai nutrient yang sesuai untuk menghasilkan dan memelihara komponen kekebalan tubuh. Ketika sistem imun berespon terhadap serangan, kebutuhan energi akan meningkat. Pertahanan oleh sistem imun melibatkan sejumlah zat gizi dan vitamin.
Ketidakcukupan gizi dapat mengganggu fungsi sistem imun dan kemampuan untuk merespons. Hal ini tampak pada penderita malnutrisi, terutama anak yang sangat rentan terhadap infeksi dan tidak dapat segera sembuh. Mikronutrien spesifik memiliki peran tertentu dalam sistem imun. Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita. Vitamin berdasarkan kelarutan di dalam air dibedakan menjadi dua, yaitu vitamin yang larut di dalam air dan vitamin yang tidak larut di dalam air. Vitamin A termasuk vitam yang tidak larut di dalam air tetapi di lemak.
                Vitamin A adalah salah satu zat gizi esensial yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh manusia. Vitamin ini penting bagi integritas permukaan epidermis dan mukosa sehingga vitamin A berperan dalam barier fisik terhadap lingkungan serta aktivasi makrofag dan diferensiasi monosit dalam respon imun. Untuk memperolehnya harus di ambil dari sumber diluar tubuh terutama dari sumber alam, seperti bahan sereal, umbi, biji-bijian, sayuran, buah-buahan, hewani dan bahan-bahan olahan lainnya.
Tujuan
Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui peranan vitamin A terhadap daya tahan tubuh. Sedangkan tujuan khusus dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a.    Mengetahui fungsi vitamin A.
b.    Mengetahui sumber-sumber vitamin A.
c.     Mengetahui pengertian sistem pertahanan tubuh (Sistem Imun).
d.    MengetahuI mekanisme kerja vitamin A terhadap daya tahan tubuh.
VITAMIN A TERHADAP DAYA TAHAN TUBUH
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin A merupakan nama genetik yang menyatakan semua retinoid dan prekusor atau provitamin A atau karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik sebagai retinol. Vitamin A essensial untuk pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup (Almatsier, 2006).
Vitamin A merupakan vitamin larut dalam lemak yang kemudian akan disimpan dalam jaringan lemak tubuh untuk beberapa hari untuk sampai enam bulan. Beberapa senyawa yang digolongkan ke dalam kelompok vitamin A, antara lain retinol, retinil palmitat, dan retinil asetat. Akan tetapi, istilah vitamin A seringkali merujuk pada senyawa retinol dibandingkan dengan senyawa lain karena senyawa inilah yang paling banyak berperan aktif di dalam tubuh.
Diseluruh dunia (WHO, 1991),di antara anak-anak prasekolah diperkirakan terdapat sebanyak 6-7 juta kasus baru xeroftalmia tiap tahun, kurang lebih 10% di antaranya menderita kerusakan kornea. Di antara yang menderita kerusakan kornea ini 60% meninggal dalam waktu satu tahun,sedangkan diantara yang hidup, 25% menjadi buta dan 50-60% setengah buta. Diperkirakan pada satu waktu sebanyak tiga juta anak-anak buta karena kekurangan vitamin A, dan sebanyak 20-40 juta menderita kekurangan vitamin A pada tingkat lebih ringan. Perbedaan angka kematian antara anak yang kekurangan dan tidak kekurangan vitamin A kurang lebih sebesar 30%. Disamping itu kekurangan vitamin A meningkatkan risiko anak terhadap penyakit infeksi seperti penyakit saluran pernapasan dan diare, meningkatkan angka kematian karena campak, serta menyebabkan keterlambatan pertumbuhan (Almatsier, 2006).
             Pada tahun 1967, aktivitas vitamin A di dalam jaringan diukur dalam International Unit (LU) atau satuan International (SI). Pada tahun 1967 FAO/WHO menganjurkan istilah Retinol Ekivalen (RE) sebagai unit  pengukuran vitamin A, tetapi hingga sekarang Satuan International (SI), masih umum dipakai. Satuan International, RE dan ekivalennya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1  Satuan Vitamin A dan Ekivalennya


1.0 g RE =
1.O µg retinol
6.0 µg beta karoten
12.0 µg karotenoid lain
3.3 SI (Satuan International) retinol
9.9 SI (Satuan International) betakaroten
Sumber : Almatsier (2006) Prinsip Dasar Ilmu Gizi
                Menurut Almatsier (2006), vitamin A adalah suatu kristal alkohol berwarna kuning (retinol) dan larut dalam lemak atau pelarut lemak. Vitamin A pada umumnya stabil terhadap panas, asam, dan alkali. Namun, vitamin A juga mempunyai sifat yang sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak bila dipanaskan pada suhu tinggi. Dalam makanan vitamin A biasanya terdapat dalam bentuk ester (retinil), yaitu terikat pada asam lemak rantai panjang. Didalam tubuh, vitamin A berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan kimia aktif, yaitu retinol (bentuk alkohol), retinal (aldehida), dan asam retinoat (bentuk asam). Struktur kimia ketiga bentuk vitamin A dan provitaminnya beta-karoten dapat dilihat pada Gambar 1.
 
Gambar 1. Struktur Kimia Vitamin A

Ketersediaan biologik vitamin A meningkat dengan kehadiran vitamin E dan antioksidan lain. Bentuk aktif vitamin A hanya terdapat dalam pangan hewani. Pangan nabati mengandung karotenoid yang merupakan prekusor (provitamin) vitamin A. Di antara ratusan karotenoid yang terdapat di alam, hanya bentuk alfa,beta dan gama serta kriptosantin yang berperan sebagai provitamin A. Beta karoten adalah bentuk provitamin A paling aktif, yang terdiri atas dua molekul retinol yang saling berkaitan. Karotenoid terdapat di dalam kloroplas tanaman dan berperan sebaagai katalisator dalam fotosintesis yang dilakukan oleh klorofil. Oleh karena itu, karotenoid paling banyak terdapat dalam sayuran yang berwarna hijau tua. Beta karoten mempunyai warna sangat kuning dan pada tahun 1954 dapat disintesis. Beta karoten merupakan pigmen kuning yang boleh digunakan dalam pemberian warna makanan, antara lain untuk memberi warna kuning pada gelatin, margarin, minuman ringan, adonan cake dan produk serealia (Almatsier, 2006).

Fungsi Vitamin A di dalam Tubuh
Beberapa fungsi dari vitamin A bagi tubuh, antara lain :
 Regulasi ekspresi gen: asam Retinoid dan isomer perusahaan ditunjuk sebagai hormon untuk mempengaruhi ekspresi gen dan dengan demikian banyak mempengaruhi proses fisiologis. All-trans RA dan 9 - RAcis diangkut ke inti sel terikat pada protein sitoplasma mengikat asam retinoic.
 Berperan terhadap sistem kekebalan tubuh, dan karena sifat antioksidan yang besar untuk melindungi terhadap pembentukan pencemaran dan kanker dan penyakit lainnya.
 Membantu pencernaan dan saluran ekspirasi serta memperlambat penuaan.
 Pengembangan dan pemeliharaan sel epitel, dalam selaput lendir, kesehatan kulit dan penting dalam pembentukan tulang dan gigi, penyimpanan lemak dan sintesis protein dan glikogen.
 Melindungi terhadap infeksi dengan menjaga kesehatan kulit dan jaringan di mulut, perut, usus dan saluran pernapasan dan uro-genital.
 Membantu menjaga kesehatan kulit dan selaput lendir melindungi organ utama tubuh.
Sumber Bahan Makanan Mengandung Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi esensial yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh manusia. Di alam vitamin A terdapat dalam tiga bentuk yaitu :
1.       Vitamin A1 (all trans retinol), terdapat dalam jaringan mamalia dan ikan laut.
2.       Vitamin A2 (all trans 3 dehidroretinol), terdapat dalam ikan air tawar. Vitamin A1 dan A2 disebut sebagai preformed vitamin A yaitu vitamin yang berasal dari hewan.
3.       Golongan karotenoid merupakan provitamin A yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Dari golongan karotenoid hanya yang mempunyai gelang beta ionon yang dapat berubah menjadi vitaimin A. contohnya adalah alfa karoten, beta karoten, gama karoten dan cryptoxanthin. Dari golongan ini yang dianggap penting adalah beta karoten. Hal ini karena satu molekul beta karoten pada oksidasi menghasilkan dua molekul retinal yaitu vitamin A aldehyd yang dapat direduksi menjadi retinol.
Untuk memperolehnya harus di ambil dari sumber diluar tubuh terutama dari sumber alam, seperti bahan sereal, umbi, biji-bijian, sayuran, buah-buahan, hewani dan bahan-bahan olahan lainnya. Berikut bahan-bahan alami yang diketahui mengandung bahan utama pembentuk Vitamin A.
1.    Sereal ; jagung kuning
2.    Umbi-umbian: ubi kuning, ubi kuning kukus, ubi jalar merah, ubi rambat merah,
3.    Biji-bijian; kacang ercis dan kacang merah
4.    Sayuran; bakung, bayam, bayam keripik goreng, bunkil daun talas, bayam merah, daun genjer, daun jambu, daun jambu mete, daun kacang panjangl,  serta daun hijauan lainnya, Gandaria, kacang panjang, kankung, kol cina, labu kuning, pak soy, putri malu, ranti muda, rumput laut, sawi, semanggi, terong hintalo dan wortel.
5.    Buah-buahan; apel, buah negeri, kesemek, mangga, pepaya, pisang, sowa serta sukun.
6.    Hewani; daging ayam, bebek, ginjal domba, hati sapi, hati ayam, sosis hati, berbagai jenis ikan (baronang, cakalang, gabus, kawalinya, kima, lehoma, malugis, rajungan, sarden, sunu, titang dan tongkol), telur dan juga telur ikan asin.
7.    Hasil olahan lainnya; kepala susu, mentega, minyak ikan, minyak kelapa sawit, tepung ikan serta tepung susu.

Peran Vitamin A terhadap Daya Tahan Tubuh
   Vitamin A dapat melindungi tubuh dari infeksi organisme asing, seperti bakteri patogen. Mekanisme pertahanan ini termasuk ke dalam sistem imun eksternal, karena sistem imun ini berasal dari luar tubuh. Vitamin ini akan meningkatkan aktivitas kerja dari sel darah putih dan antibodi di dalam tubuh sehingga tubuh menjadi lebih resisten terhadap senyawa toksin maupun terhadap serangan mikroorganisme parasit, seperti bakteri patogen dan virus (Rutherford 2007).
Beta karoten adalah salah satu bentuk vitamin A yang merupakan senyawa dengan aktivitas antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas. Senyawa radikal bebas ini banyak berasal dari reaksi oksidasi di dalam tubuh maupun dari polusi di lingkungan yang masuk ke dalam tubuh. Antioksidan di dalam tubuh dapat mencegah kerusakan pada materi genetik (DNA dan RNA) oleh radikal bebas sehingga laju mutasi dapat ditekan. Penurunan laju mutasi ini akan berujung pada penurunan risiko pembentukan sel kanker. Aktivitas antioksidan juga terkait erat dengan pencegahan proses penuaan, terutama pada sel kulit.
Beta karoten meningkatkan jumlah sel melawan infeksi, sel-sel pembunuh alami, dan T-sel pembantu, selain juga sebagai antioksidan kuat yang penyapu radikal bebas. Seperti vitamin C dan E beta karoten merupakan antioksidan yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung dengan mengontrol lemak dan kolesterol dalam aliran darah serta mengoksidasiplak yang terbentuk dalam arteri. Beta karoten juga melindungi diri dari kanker dengan merangsang sel kekebalan yang disebut makrofag untuk memproduksi faktor nekrosis tumor, yang membunuh sel kanker. Hal ini menunjukkan bahwa beta karoten dapat meningkatkan produksi limfosit T-sel dan sel pembunuh alami serta dapat meningkatkan kemampuan sel-sel pembunuh alami untuk menyerang sel-sel kanker (Sears 2006).
             Vitamin A merupakan salah satu immunomodulator. Vitamin A merupakan bahan essensial yang berperan dalam penglihatan, pertumbuhan , pembentukan sel epitel, pembentukan sel darah merah dan dalam menjaga jaringan epitel sebagai barier fisik terhadap infeksi, juga sebagai penjaga sejumlah sel imun baik innate ataupun acquired immune system. Sel imun meliputi lymphocytes (B-cells. T-cells, dan natural killer cells), myeloclytes (neutrophils, macroghages, dan mycloid dendritic cells). Suplementasi Vitamin A dapat menurunkan angka kematian bayi sampai 19% - 54%. Mekanisme menurunnya angka kesakitan dan kematian bayi ini belum diketahui secara pasti. Tapi diketahui bahwa peranan vitamin A dalam pembentukan respon imun yaitu terutama peningkatan respon imun sel T dan peningkatan pembentukan antibody (imunoglobulin) (Almatsier, 2006).
Zat gizi sangat berperan dalam meningkatkan dan mempetahankan imunitas tubuh, sehingga asupan zat-zat gizi harus seimbang. Zat-zat gizi yang sangat diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh adalah protein, vitamin A,C,E, sedangkan mineral berupa selenium, zat besi dan seng. Berikut ini merupakan mekanisme vitamin A untuk sistem imun dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Mekanisme Vitamin A untuk Sistem Imun
Sistem imun adalah semua mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan keutuhan tubuh, sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan pada lingkungan hidup. Berikut ini adalah sistem imun berdasarkan pembagiannya pada sistem spesifik dan nonspesifik. Imunitas adalah keadaan seseorang yang terlindung dari pembentukan penyakit. Imunitas terbagi dalam dua bagian imunitas interna dan imunitas eksterna. Vitamin A memiliki keterlibatan pada imunitas interna.
Imunitas Interna adalah imunitas yang terjadi karena resistensi alami organisme. Imunitas interna mencakup sawar terhadap infeksi yang dihasilkan oleh kulit, asam lambung, air mata serta oleh mediator peradangan yang non-spesifik. Imunitas interna dibagi dalam dua bagian yaitu :
a. Imunitas Pasif
Mengacu pada imunitas yang diberikan seseorang melalui transfer antibodi dari orang lain atau pemberian antitoksin yang telah dipersiapkan. Antitoksin adalah antibodi yang diproduksi secara spesifik terhadap toksin bakteri tertentu. Ex : antitoksin difteri.
b. Imunitas Aktif
Adalah proses imun seluler dan humoral yang dibentuk seseorang yang telah secara bermakna terpajan ke suatu mikrorganisme atau toksin. Pajanan dapat terjadi dalam bentuk proses penyakit atau akibat imunisasi. Imunitas aktif ditandai oleh memori baik di sel T maupun sel B, dan pembentukan sel T dan antibodi spesifik.

Mekanisme Kerja Vitamin A terhadap Daya Tahan Tubuh
Menurut Almatsier (2001), Pencernaan dan absorpsi karoten dan retinoid membutuhkan empedu dan enzim pankreas. Vitamin A yang di dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk ester retinol bersama karotenoid bercampur dengan lipida lain didalam lambung. Di dalam sel – sel mukosa usus halus, ester retinil dihidrolisis oleh enzim – enzim pankreas esterase menjadi retinol yang lebih efisien diabsorpsi daripada ester retinil. Sebagian dari karotenoid, terutama beta karoten di dalam sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol (Almatsier, 2006).
Vitamin A terdapat dalam makanan yang berasal dari hewan dalam bentuk retinil ester, di dalam usus halus dihidrolisa oleh enzim hidrolisa menjadi retinol. Selanjutnya diperlukan garam empedu untuk pembentukan “misel” (suatu kompleks antara lemak dan garam empedu yang membuat lemak larut air). Retinol di dalam mukosa usus halus bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel sel vili dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh kilimikron melalui sistem limfe ke dalam aliran darah menuju hati.  Dengan konsumsi lemak yang cukup, sekitar 80 – 90% ester retinol dan hanya 10 – 60% karotenoid yang diabsorpsi. Hati berperan sebagai tempat menyimpan vitamin A utama di dalam tubuh. Dalam keadaan normal, cadangan vitamin A dalam hati dapat bertahan hingga enam bulan. Bila tubuh mengalami kekurangan vitamin A , asam retinoat diabsorpsi tanpa perubahan. Asam retinoat merupakan sebagian kecil vitamin A dalam darah yang aktif dalam deferensiasi sel dan pertumbuhan (Almatsier, 2006).
Retinol
Ester retinil
(mukosa usus)

Ester retinil (makanan)
Β-karoten (makanan)

Retinal
(usus halus)

Kilomikron         β-lipoprotein (limfe)
Ester retinil
(hati)
retinol-binding protein (RBP) prealbumin (darah)
Sel-RBP
Reseptor permukaan
(sel sasaran)
Retinal
(Mata)
as.retinoat
(Sel epitel)
 












Gambar 2. Alur transpor vitamin A di dalam tubuh
Berdasarkan Gambar 2, alur transport vitamin A didalam tubuh adalah sebagai berikut, bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol yang diangkut oleh Retinol Binding Protein (RBP) yang disintesis di dalam hati dengan membuat kompleks dengan prealbumin untuk ditransportasi di dalam plasma menuju sel-sel sasaran. Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh bergantung pada reseptor pada permukaan membran yang spesifik untuk RBP. Retinol kemudian diangkut melalui membran sel untuk kemudian diikatkan pada Cellular Retinol Binding Protein (CRBP) dan RBP kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata, retinol berfungsi sebagai retinal dan di dalam sel epitel sebagai asam retinoat. Vitamin A diekresi melalui urin dan feses (Almatsier, 2006).
Tubuh mengubah beta karoten menjadi vitamin A, yang memiliki sifat antikanker dan berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Kelebihan vitamin A dapat menjadi racun bagi tubuh, sebaiknya mendapatkan asupan beta karoten tambahan dari makanan dan membiarkan tubuh secara alami mengubahnya menjadi vitamin A untuk kekebalan (Sears 2006). Karotenoid dan retinoid dapat merangsang respon imun termasuk penglepasan sitokin dengan aktifitas sel anti tumor, peningkatan sel NK, dan aktifitas limfosit baik dalam invitro maupun invivo. Retinoid bekerja pada diferensiasi sel imun, menigkatkan metogenesis limfosit dan perubahan fagositosis magrofag sehingga apabila terjadi defisiensi vitamin A maka mudah terkena virus Newcastle dan penurunan jumlah limfosit (Aditama, dkk 2010).




KESIMPULAN

            Vitamin A adalah suatu kristal alkohol berwarna kuning (retinol) dan larut dalam lemak. Beta karoten yang merupakan senyawa dengan aktivitas antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas dan bersifat antikanker sehingga dapat meningkatkan respon imun sel T dan peningkatan pembentukan antibody (imunoglobulin).
                Fungsi dari vitamin A bagi tubuh diantaranya adalah sebagai regulasi ekspresi gen, berperan dalam sistem kekebalan tubuh, membentu dalam pencernaan dan saluran ekspirasi serta memperlambat penuaan, pengembangan dan pemeliharaan sel epitel,  melindungi terhadap inveksi dan membantu menjaga kesehatan kulit.
Di alam vitamin A terdapat dalam tiga bentuk yaitu Vitamin A 1 (all trans retinol), Vitamin A 2 (all trans 3 dehidroretinol), dan Golongan karotenoid merupakan provitamin A yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahan makanan yang mengandung vitamin A adalah wortel, ubi kuning, bayam, apel, pepaya, daging, susu dan minyak ikan.
Sistem imun adalah semua mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan keutuhan tubuh, sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan pada lingkungan hidup. Imunitas terbagi dalam dua bagian imunitas interna dan imunitas eksterna. Vitamin A memiliki keterlibatan pada imunitas interna.
Retinol di dalam mukosa usus halus bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel sel vili dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh kilimikron melalui sistem limfe ke dalam aliran darah menuju hati. Retinoid bekerja pada diferensiasi sel imun, menigkatkan metogenesis limfosit dan perubahan fagositosis magrofag sehingga apabila terjadi defisiensi vitamin A maka mudah terkena virus Newcastle dan penurunan jumlah limfosit.












DAFTAR PUSTAKA
Aditama .YA, dkk. 2010. Peranan Suplemen Vitamin A Pda Pengobatan TB. Jurnal
Tuberkulosis Indonesia Vol.4 No.2.  

Almatsier, S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.

Rutherford D. 2007. Sources Of Vitamins. http://www.netdoctor.co.uk.
[31 Desember 2010].

Sears. 2006. 8 Sumber Makanan untuk Kekebalan Tubuh. http://www.askdrsears.com.
[21 Desember 2010].

Semba RD. 1998. Peran Vitamin A dan Retinoid Terkait dalam Fungsi Kekebalan Tubuh.
http://ods.od.nih.gov. [31 Desember 2010].

DENGUE HEMORRHAGIC FEVER


Mata Kuliah Patofisiologi Gizi                 Hari/Tanggal : Jumat, 7 September  2011



DENGUE HEMORRHAGIC FEVER


Kelompok 9 :
Dwi Nuraini                             I14104038
Anggrisya Kristiani                  I14104041
Sofiatul Andariah                    I14104045


                                                        
Asisten Praktikum:
Nurayu Annisa



Penanggung Jawab Praktikum:
dr.Mira Dewi, M,Si












DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

PENDAHULUAN
Latar Belakang
             Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah umum kesehatan masyarakat di Indonesia, sejak tahun 1968 jumlah kasusnya cenderung meningkat dan penyebarannya bertambah luas. Keadaan ini erat kaitannya dengan peningkatan mobilitas penduduk sejalan dengan semakin lancarnya hubungan transportasi serta tersebar luasnya virus dengue dan nyamuk penularnya di berbagai wilayah di Indonesia (Depkes RI  2005). Pengaruh musim di Indonesia terhadap DBD tidak begitu jelas tetapi dalam garis besarnya dapat dikemukakan jumlah penderita DBD meningkat antara bulan September sampai Februari dan puncaknya di bulan Januari.
            Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan / atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan sintesis hemoragik. Pada penyakit DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan tubuh. Sindrom renjatan dengue adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok (Soegijanto  2005).
            Mengenai penularan penyakit DBD dapat dijelaskan bahwa penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk tersebut. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat menyebabkan kematian terutama pada anak-anak serta sering menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah. Selain itu juga DBD menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan sistem pembekuan darah sehingga mengakibatkan pendarahan, dan dapat menimbulkan kematian (Misnadiarly  2009).
                       
Tujuan
Tujuan Umum
            Mempelajari tentang Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD).
Tujuan Khusus
1.   Mempelajari etiologi,tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue.
2.   Mempelajari patofisiologi penyakit dari Demam Berdarah Dengue.
3.   Mempelajari gangguan intake, pencernaan dan penyerapan yang diakibatkan penyakit Demam Berdarah Dengue.
4.   Mempelajari prinsip pencegahan dan terapi di bidang gizi pada penyakit Demam Berdarah Dengue.




PEMBAHASAN
Etiologi Tanda dan Gejala Demam Berdarah Dengue
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut dan merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian. Etiologi DBD disebabkan oleh virus serotipe 1,2,3 dan 4 yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti. Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe lain (Misnadiarly  2009).
Demam Berdarah Dengue (DBD) paling banyak menyerang anak dibawah usia 15 tahun tetapi dapat pula menyerang orang dewasa, ditandai dengan gejala awal yaitu demam mendadak serta timbulnya tanda dan gejala klinis tidak khas dan terdapat kecenderungan terjadinya shok yang berakibat kematian. DBD juga biasanya diawali dengan meningkatnya suhu tubuh secara mendadak disertai dengan memerahnya kulit muka dan gejala klinik tidak khas lainya yang menyerupai demam dengue seperti tidak ada nafsu makan, muntah, nyeri kepala, nyeri otot dan persendian (Misnadiarly  2009).
Gejala penyakit DBD menurut Dinas Kesehatan DKI adalah:
·      Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah lesu, dan suhu badan antara 30-40oC.
·      Tampak bintik-bintik merah pada kulit dan jika kulit direnggangkan bintik merah itu tidak hilang.
·      Terkadang terjadi pendarahan di hidung (mimisan).
·      Tes Torniquet positif
·      Adanya perdarahan yang petekia, akimosis atau purpura
·       Kadang-kadang nyeri ulu hati, karena terjadi perdarahan di lambung
·      Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin, berkeringat terjadi perdarahan selaput lendir mukosa, alat cerna gastrointestinal, dan tempat suntikan atau ditempat lainnya
·      Hematemesis atau melena
·      Trombositopenia (± 100.000 per mm3)
·      Pembesaran plasma yang erat hubunganya dengan kenaikan permeabilitas dinding pembuluh darah, ditandai dengan munculnya atau lebih dari :
ü  Kenaikan nilai 20% hematokrit atau lebih tergantung umur dan jenis kelamin.
ü  Menurunya nilai hematokrit dari nilai dasar 20% atau lebih sesudah pengobatan.
·         Tanda-tanda pembesaran plasma yaitu efusi pleura, asites, dan hipa-proteinanemia.
            Menurut Misnadiarly (2009), Demam Berdarah Dengue (DBD) dibedakan menjadi empat derajat, masing-masing derajat memiliki gejala. Pada derajat (1) demam yang disertai gejala klinis tidak khas dan satu-satunya gejala pendarahan (2). Gejala yang timbul pada DBD derajat I ditambah pendarahan spontan biasanya dalam bentuk pendarahan kulit dan atau bentuk pendarahan lainnya. (3). Kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan denyut nadi yang cepat dan lemah, menyempitnya tekanan nadi 20 mmHg atau kurang hipotensi, ditandai dengan kulit dingin dan lembab serta pasien menjadi gelisah. (4). Syok berat dengan tidak terabanya denyut nadi maupun tekanan darah.
            Demam Berdarah ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang mengandung virus dengue. Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti : (1). Berwarna hitam dan belang- belang (loreng) putih pada seluruh tubuh (2). Berkembangbiak di tempat penampungan air (TPA) dan barang-barang yang memungkinkan air tergenang seperti : bak mandi, tempayan, drum, vas bunga, ban bekas, dan lain-lain. (3). Nyamuk Aedes aegypti tidak dapat berkembang biak di selokan /got atau kolam yang airnya langsung berhubungan dengan tanah (4). Biasanya menggigit manusia pada pagi atau sore hari sekitar jam 5 dan mampu terbang sampai 100 meter.
Patofisiologi Penyakit Demam Berdarah Dengue
            Patofisiologi terjadinya demam berdarah dengue hingga saat ini masih diperdebatkan, namun terdapat dua perubahan patofisiologis yang mencolok yaitu meningkatnya permeabilitas kapiler yang mengakibatkan bocornya plasma, hipovolemia, dan terjadinya syok. Pada DBD terdapat kejadian unik yaitu terjadinya kebocoran plasma singkat (24 - 48 jam).
            Virus hanya dapat hidup dalam sel hidup sehingga harus bersaing dengan sel manusia terutama dalam kebutuhan protein. Persaingan tersebut tergantung pada daya tahan manusia. Sebagai reaksi terhadap infeksi terjadi (1) aktivitas sistem komplemen sehingga dikeluarkan zat anafilatoksin yang menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan terjadinya perembesan plasma dari ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskuler, (2) agregasi trombosit menurun, apabila kelainan ini berlanjut akan menyebabkan kelainan fungsi trombosit sebagai akibat mobilisasi sel trombosit muda dari sumsum tulang, dan (3) kerusakan sel indotel pembuluh darah akan merangsang / menaktivasi faktor pembekuan. Ketiga faktor tersebut menyebabkan (1) peningkatan permeabilitas kapiler, (2) kelainan hemostatis. yang disebabkan oleh vaskulopati, trombositopenia dan koagulapati.
Virus dengue memerlukan perantara untuk bisa masuk ke tubuh manusia. Perantara / vektor virus ini adalah nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Sosok kedua jenis Aedes ini hampir serupa, namun yang banyak menularkan demam berdarah adalah Aedes aegypti. Badan nyamuk ini lebih kecil dari nyamuk rumah. Karakteristik nyamuk jenis ini adalah pada badan dan tungkai nyamuk terdapat belang hitam dan putih. Nyamuk betina menghisap darah agar bisa memperoleh protein unutuk mematangkan telurnya, sampai dibuahi oleh nyamuk jantan. Nyamuk mendapat virus demam berdarah dari pasien Demam Berdarah Dengue, demam Dengue, maupun orang yang tidak tampak sakit namun dalam aliran darahnya terdapat virus dengue (karier). Pada saat nyamuk menggigit orang tersebut, virus dengue akan terbawa masuk bersama darah yang dihisapnya ke dalam tubuh nyamuk itu. Selama jangka waktu 7 hari, virus dengue sudah tersebar diseluruh bagian tubuh nyamuk termasuk di kelenjar air liurnya. Jika nyamuk ini menggigit orang lain, virus dengue akan turut berpindah bersama air liur nyamuk ke dalam tubuh orang tersebut. Sifat gigitan nyamuk yang dirasakan manusia tidaklah berbeda dengan gigitan nyamuk lainnya. Artinya, tidak lebih sakit, tidak lebih gatal, tidak juga lebih meninggalkan bekas yang istimewa (Tapan  2004).
            Setelah virus dengue masuk dalam tubuh manusia, virus berkembang baik dalam sel retikuloendotelial yang selanjutnya diikuti dengan viremia yang berlangsung selama 5-7 hari. Berdasarkan bukti yang ada, terdapat bukti yang kuat bahwa mekanisme imunopatologis berperan dalam terjadinya demam berdarah dengue. Akibat infeksi virus ini muncul repons imun baik humoral maupun seluler. Antibodi yang muncul pada umumnya adalah IgG dan IgM, pada infeksi dengue primer antibodi mulai terbentuk, dan pada infeksi sekunder kadar antibodi yang telah ada meningkat. Antibodi terhadap virus dengue dapat ditemukan di dalam darah sekitar demam ke-5 hari, meningkat pada minggu pertama sampai dengan minggu ke tiga, dan menghilangnya setelah 60-90 hari. Kinetik kadar IgG berbeda dengan kinetik kadar antibodi IgM, oleh karena itu kinetik antibodi IgG harus dibedakan antara infeksi primer dan sekunder. Pada infeksi primer antibodi IgG meningkat pada hari ke-14 sedang pada infeksi sekunder antibodi IgG meningkat pada hari kedua. Oleh karena itu, diagnosa dini infeksi primer hanya dapat ditegakkan dengan mendeteksi antibodi IgM setelah hari sakit kelima, diagnosa sekunder dapat ditegakkan lebih dini dengan adanya peningkatan antibodi IgG dan IgM yang cepat.

Infeksi virus dengue
Demam
Anoreksia
muntah
Manifestasi Pendarahan
Hepatomegali
Trombositopenia
Permeabilitas
Vaskular naik
Komplek AgAb
komplemen
Dehidrasi
Kebocoran Plasma:
· Hemokonsentrasi
· Hipoproteinemia
· Efusi pleura
· Asites
Hipovolemia
syok
Anoksia
Meninggal
DIC
Pendarahan saluran cerna
Demam dengue

  Asidosis
derajat
1
II
II I
IV
 












































Gambar 1  Skema patofisiologi Demam Berdarah Dengue.



Gangguan Pencernaan dan Penyerapan Akibat Penyakit Demam Berdarah Dengue
Umumnya penderita DHF mengalami gangguan volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan , muntah dan demam, dimana demam merupakan gejala adanya suatu infeksi, gangguan metabolisme, atau suatu kerusakan jaringan yang luas. Gangguan yang terjadi terdapat pada proses suplai makanan dan oksigen dalam jumlah yang cukup kepada seluruh jaringan tubuh dalam mengangkut sisa-sisa metabolisme jaringan tersebut untuk dibuang melalui sistem pembuangan.     
Apabila tidak tampak perbaikan saat dilakukan penggantian cairan yang hilang, maka akan diberikan plasma atau plasma ekspander atau dekstran sebanyak 20 – 30 ml/kg BB. Pemberian cairan intravena baik plasma maupun elektrolit dipertahankan 12 – 48 jam setelah renjatan teratasi. Apabila renjatan telah teratasi, nadi sudah teraba jelas, amplitudo nadi cukup besar, tekanan sistolik 20 mmHg, kecepatan plasma biasanya dikurangi menjadi 10 ml/kg BB/jam.
Tabel 1. Kebutuhan cairan pada rehidrasi DBD
Berat Badan (Kg)
Jumlah Cairan
(ml/kg BB/hari)
< 7
220
7 – 11
165
12 – 18
132
>18
88
  
                                  Tabel 2. Kebutuhan cairan rumatan
Berat Badan (Kg)
Jumlah cairan (ml)
10
100 per kg BB
10 – 20
1000 + 50 x kg BB (untuk BB di atas 10 kg)
>20
1500 + 20 x kg BB (untuk BB di atas 20 kg)

Selain itu, gangguan lain yang terlihat pada penderita DHF, antara lain adalah :
a.   Gangguan keseimbangan suhu tubuh : hypertemia. Disebabkan invasi virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
b.   Gangguan keseimbangan cairan dan elektolit.
Disebabkan masuknya virus dengue yang dapat meningkatkan metabolisme tubuh yang menimbulkan rasa panas dan sebagai kompensasi tubuh akan terjadi evavorasi tubuh.
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL.
Disebabkan masuknya virus dengue merangsang antigen antibodi untuk meningkatkan metabolisme tubuh.
d. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Akibat adanya respon peningkatan suhu tubuh yang merangsang medula vomitting center sehingga menimbulkan mual dan muntah.
e.  Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur.
Disebabkan karena adanya stimulus demam yang tinggi akan merangsang susunan saraf otonom.
f.  Potensial terjadi perdarahan
Adanya komplek virus antibodi dalam sirkulasi darah menyebabkan trombosit kehilangan fungsi agregasi dan mengalami metamorfosis yang dimusnahkan oleh sistem retikuloendotel sehingga akan terajadi trombositopenia.

Penatalaksanaan Penderita DHF
Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :
1.   Tirah baring atau istirahat baring.
2.   Diet makan lunak.
3.    Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirup dan penderita diberikan sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita DHF.
4.    Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali) merupakan cairan yang paling sering digunakan.
5.    Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.
6.    Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.
7.   Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen.
8.    Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
9.   Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder.
10.   Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum, perubahan tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk.
11.   Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam.

Prinsip Pencegahan dan Terapi di Bidang Gizi
             
Pencegahan
Pada umumnya tidak terdapat vaksin yang secara komersial untuk penyakit demam berdarah. Pencegahan utama demam berdarah terletak pada inisiatif untuk menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal – hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti.
Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi sampai sore hari, karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Misalnya hindari untuk berada pada lokasi yang banyak nyamuk di siang hari, terutama di daerah yang terdapat penderita DBD nya. Beberapa cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD melalui metode pengontrolan atau pengendalian vektornya adalah : Bila terdapat salah seorang penghuni yang positif atau diduga menderita DBD, segera melakukan penyemprotan pada seluruh bagian rumah dan halaman dengan obat semprot nyamuk di pagi, siang dan sore hari, sekalipun penderita tersebut sudah dirawat di rumah sakit. Lalu segera hubungi Puskesmas setempat untuk meminta fogging di rumah-rumah di lingkungan setempat.
·      Pencegahan secara massal di lingkungan setempat dengan bekerja sama dengan RT/RW/Kelurahan dengan Puskesmas setempat dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), Fogging, atau memutuskan mata rantai pembiakan Aedes aegypti dengan Abatisasi.
·      Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah.
·      Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air kolam, dan bakteri (Bt.H-14).
·      Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion).
·      Awasi lingkungan di dalam rumah dan di halaman rumah. Buang atau timbun benda-benda tidak berguna yang menampung air, atau simpan sedemikian rupa sehingga tidak menampung air. Taburkan serbuk abate (temephos) yang dapat dibeli di apotik pada pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, bak mandi dan tempat penampung air lainnya, juga pada parit atau selokan di dalam dan di sekitar rumah, terutama bila selokan itu airnya kurang mengalir.
·      Kolam atau akuarium jangan dibiarkan kosong tanpa ikan, isilah dengan ikan pemakan jentik nyamuk. Semprotlah bagian-bagian rumah dan halaman yang merupakan tempat berkeliarannya nyamuk, dengan obat semprot nyamuk. 

Pengobatan DBD          
            Pengobatan DBD dilakukan dengan terapi cairan dan obat penurun panas, lalu segera langsung dibawa ke Rumah sakit terdekat. Terapi DBD dibagi menjadi 4 bagian :
1)   Tersangka infeksi dengue
2)   DBD derajat I atau II tanpa peningkatan hematokrit
3)   DBD derajat II dengan peningkatan Ht 20%
4)   DBD derajat III dan IV
Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita untuk banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu). Penambahan cairan tubuh melalui infus (intravena) mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Selanjutnya adalah pemberian obat-obatan terhadap keluhan yang timbul, misalnya :
·      Paracetamol membantu menurunkan demam
·      Garam elektrolit (oralit) jika disertai diare
·      Antibiotik berguna untuk mencegah infeksi sekunder
 Selanjutnya dapat dilakukan kompres dingin tetapi tidak menggunakan es karena bisa berdampak syok. Bahkan beberapa tim medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan alkohol. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena dan peningkatan nilai trombosit darah.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Etiologi DBD disebabkan oleh virus serotipe 1,2,3 dan 4 yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dengan gejala awal yaitu demam mendadak serta timbulnya tanda dan gejala klinis tidak khas dan terdapat kecenderungan terjadinya shok yang berakibat kematian.
Virus dengue memerlukan perantara untuk bisa masuk ke tubuh manusia. Perantara / vektor virus ini adalah nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Sebagai reaksi terhadap infeksi terjadi (1) aktivitas sistem komplemen sehingga dikeluarkan zat anafilatoksin yang menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan terjadinya perembesan plasma dari ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskuler, (2) agregasi trombosit menurun, apabila kelainan ini berlanjut akan menyebabkan kelainan fungsi trombosit sebagai akibat mobilisasi sel trombosit muda dari sumsum tulang, dan (3) kerusakan sel indotel pembuluh darah akan merangsang / menaktivasi faktor pembekuan.
Umumnya penderita DHF mengalami gangguan volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan , muntah dan demam, dimana demam merupakan gejala adanya suatu infeksi, gangguan metabolisme, atau suatu kerusakan jaringan yang luas.
Pada umumnya tidak terdapat vaksin yang secara komersial untuk penyakit demam berdarah. Pencegahan utama demam berdarah terletak pada inisiatif untuk menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah.

Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada pembahasan makalah ini adalah :
·      Untuk dapat menghindari terjadinya penyakit demam berdarah, maka harus selalu menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan.
·      Melakukan upaya 3M (menyimpan, menguras, mengubur).



DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Christantie, S.Kp, 1995. Perawataan pasien DHF. Jakarta : EGC

Soegijanto S. 2005. Demam Berdarah Dengue. Jakarta.

Misnadiarly. 2009. Demam Berdarah Dengue (DBD). Putaka Populer Obor: Jakarta.

----2008.Penyakit Demam Berdarah Dengue.www.infopenyakit.com. [01 Oktober 2011].

---2010.Makanan Sehat Demam Berdarah.www.makanansehat.com.

Kenali dan waspadai demam berdarah.www.ksupointer.com / lifestyle.