OhayoOoo~~

see the world and feel how beautiful you are inside. . So, let's play !! *yeahhhh~

Kamis, 13 Oktober 2011

Laporan Biokimia - VITAMIN A TERHADAP DAYA TAHAN TUBUH


Mata Kuliah Pengantar Biokimia Gizi                                                    Tanggal : 20 Januari 2011




VITAMIN A TERHADAP DAYA TAHAN TUBUH



Kelompok 4:
Anna Febritta Intan Sari                                I14104023
Arizki Witaradianingtias                 I14104032
Maharani Julfrina Rahma              I14104035
Dwi Nuraini                                        I14104038
Sofiatul Andariah                             I14104045




Asisten Praktikum:
Yulaika Widhiastuti
Irni Fahriyani

Penanggung Jawab Praktikum:
Ir. Titi Riani M.Biomed











DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010



PENDAHULUAN
Latar Belakang
                Sistem imun berperan sangat penting dalam melindungi tubuh dari bahaya yang disebabkan oleh infeksi, inflamasi, dan trauma. Sel-sel yang berperan dalam sistem imun dan produknya memerlukan suplai nutrient yang sesuai untuk menghasilkan dan memelihara komponen kekebalan tubuh. Ketika sistem imun berespon terhadap serangan, kebutuhan energi akan meningkat. Pertahanan oleh sistem imun melibatkan sejumlah zat gizi dan vitamin.
Ketidakcukupan gizi dapat mengganggu fungsi sistem imun dan kemampuan untuk merespons. Hal ini tampak pada penderita malnutrisi, terutama anak yang sangat rentan terhadap infeksi dan tidak dapat segera sembuh. Mikronutrien spesifik memiliki peran tertentu dalam sistem imun. Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita. Vitamin berdasarkan kelarutan di dalam air dibedakan menjadi dua, yaitu vitamin yang larut di dalam air dan vitamin yang tidak larut di dalam air. Vitamin A termasuk vitam yang tidak larut di dalam air tetapi di lemak.
                Vitamin A adalah salah satu zat gizi esensial yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh manusia. Vitamin ini penting bagi integritas permukaan epidermis dan mukosa sehingga vitamin A berperan dalam barier fisik terhadap lingkungan serta aktivasi makrofag dan diferensiasi monosit dalam respon imun. Untuk memperolehnya harus di ambil dari sumber diluar tubuh terutama dari sumber alam, seperti bahan sereal, umbi, biji-bijian, sayuran, buah-buahan, hewani dan bahan-bahan olahan lainnya.
Tujuan
Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui peranan vitamin A terhadap daya tahan tubuh. Sedangkan tujuan khusus dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a.    Mengetahui fungsi vitamin A.
b.    Mengetahui sumber-sumber vitamin A.
c.     Mengetahui pengertian sistem pertahanan tubuh (Sistem Imun).
d.    MengetahuI mekanisme kerja vitamin A terhadap daya tahan tubuh.
VITAMIN A TERHADAP DAYA TAHAN TUBUH
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin A merupakan nama genetik yang menyatakan semua retinoid dan prekusor atau provitamin A atau karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik sebagai retinol. Vitamin A essensial untuk pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup (Almatsier, 2006).
Vitamin A merupakan vitamin larut dalam lemak yang kemudian akan disimpan dalam jaringan lemak tubuh untuk beberapa hari untuk sampai enam bulan. Beberapa senyawa yang digolongkan ke dalam kelompok vitamin A, antara lain retinol, retinil palmitat, dan retinil asetat. Akan tetapi, istilah vitamin A seringkali merujuk pada senyawa retinol dibandingkan dengan senyawa lain karena senyawa inilah yang paling banyak berperan aktif di dalam tubuh.
Diseluruh dunia (WHO, 1991),di antara anak-anak prasekolah diperkirakan terdapat sebanyak 6-7 juta kasus baru xeroftalmia tiap tahun, kurang lebih 10% di antaranya menderita kerusakan kornea. Di antara yang menderita kerusakan kornea ini 60% meninggal dalam waktu satu tahun,sedangkan diantara yang hidup, 25% menjadi buta dan 50-60% setengah buta. Diperkirakan pada satu waktu sebanyak tiga juta anak-anak buta karena kekurangan vitamin A, dan sebanyak 20-40 juta menderita kekurangan vitamin A pada tingkat lebih ringan. Perbedaan angka kematian antara anak yang kekurangan dan tidak kekurangan vitamin A kurang lebih sebesar 30%. Disamping itu kekurangan vitamin A meningkatkan risiko anak terhadap penyakit infeksi seperti penyakit saluran pernapasan dan diare, meningkatkan angka kematian karena campak, serta menyebabkan keterlambatan pertumbuhan (Almatsier, 2006).
             Pada tahun 1967, aktivitas vitamin A di dalam jaringan diukur dalam International Unit (LU) atau satuan International (SI). Pada tahun 1967 FAO/WHO menganjurkan istilah Retinol Ekivalen (RE) sebagai unit  pengukuran vitamin A, tetapi hingga sekarang Satuan International (SI), masih umum dipakai. Satuan International, RE dan ekivalennya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1  Satuan Vitamin A dan Ekivalennya


1.0 g RE =
1.O µg retinol
6.0 µg beta karoten
12.0 µg karotenoid lain
3.3 SI (Satuan International) retinol
9.9 SI (Satuan International) betakaroten
Sumber : Almatsier (2006) Prinsip Dasar Ilmu Gizi
                Menurut Almatsier (2006), vitamin A adalah suatu kristal alkohol berwarna kuning (retinol) dan larut dalam lemak atau pelarut lemak. Vitamin A pada umumnya stabil terhadap panas, asam, dan alkali. Namun, vitamin A juga mempunyai sifat yang sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak bila dipanaskan pada suhu tinggi. Dalam makanan vitamin A biasanya terdapat dalam bentuk ester (retinil), yaitu terikat pada asam lemak rantai panjang. Didalam tubuh, vitamin A berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan kimia aktif, yaitu retinol (bentuk alkohol), retinal (aldehida), dan asam retinoat (bentuk asam). Struktur kimia ketiga bentuk vitamin A dan provitaminnya beta-karoten dapat dilihat pada Gambar 1.
 
Gambar 1. Struktur Kimia Vitamin A

Ketersediaan biologik vitamin A meningkat dengan kehadiran vitamin E dan antioksidan lain. Bentuk aktif vitamin A hanya terdapat dalam pangan hewani. Pangan nabati mengandung karotenoid yang merupakan prekusor (provitamin) vitamin A. Di antara ratusan karotenoid yang terdapat di alam, hanya bentuk alfa,beta dan gama serta kriptosantin yang berperan sebagai provitamin A. Beta karoten adalah bentuk provitamin A paling aktif, yang terdiri atas dua molekul retinol yang saling berkaitan. Karotenoid terdapat di dalam kloroplas tanaman dan berperan sebaagai katalisator dalam fotosintesis yang dilakukan oleh klorofil. Oleh karena itu, karotenoid paling banyak terdapat dalam sayuran yang berwarna hijau tua. Beta karoten mempunyai warna sangat kuning dan pada tahun 1954 dapat disintesis. Beta karoten merupakan pigmen kuning yang boleh digunakan dalam pemberian warna makanan, antara lain untuk memberi warna kuning pada gelatin, margarin, minuman ringan, adonan cake dan produk serealia (Almatsier, 2006).

Fungsi Vitamin A di dalam Tubuh
Beberapa fungsi dari vitamin A bagi tubuh, antara lain :
 Regulasi ekspresi gen: asam Retinoid dan isomer perusahaan ditunjuk sebagai hormon untuk mempengaruhi ekspresi gen dan dengan demikian banyak mempengaruhi proses fisiologis. All-trans RA dan 9 - RAcis diangkut ke inti sel terikat pada protein sitoplasma mengikat asam retinoic.
 Berperan terhadap sistem kekebalan tubuh, dan karena sifat antioksidan yang besar untuk melindungi terhadap pembentukan pencemaran dan kanker dan penyakit lainnya.
 Membantu pencernaan dan saluran ekspirasi serta memperlambat penuaan.
 Pengembangan dan pemeliharaan sel epitel, dalam selaput lendir, kesehatan kulit dan penting dalam pembentukan tulang dan gigi, penyimpanan lemak dan sintesis protein dan glikogen.
 Melindungi terhadap infeksi dengan menjaga kesehatan kulit dan jaringan di mulut, perut, usus dan saluran pernapasan dan uro-genital.
 Membantu menjaga kesehatan kulit dan selaput lendir melindungi organ utama tubuh.
Sumber Bahan Makanan Mengandung Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi esensial yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh manusia. Di alam vitamin A terdapat dalam tiga bentuk yaitu :
1.       Vitamin A1 (all trans retinol), terdapat dalam jaringan mamalia dan ikan laut.
2.       Vitamin A2 (all trans 3 dehidroretinol), terdapat dalam ikan air tawar. Vitamin A1 dan A2 disebut sebagai preformed vitamin A yaitu vitamin yang berasal dari hewan.
3.       Golongan karotenoid merupakan provitamin A yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Dari golongan karotenoid hanya yang mempunyai gelang beta ionon yang dapat berubah menjadi vitaimin A. contohnya adalah alfa karoten, beta karoten, gama karoten dan cryptoxanthin. Dari golongan ini yang dianggap penting adalah beta karoten. Hal ini karena satu molekul beta karoten pada oksidasi menghasilkan dua molekul retinal yaitu vitamin A aldehyd yang dapat direduksi menjadi retinol.
Untuk memperolehnya harus di ambil dari sumber diluar tubuh terutama dari sumber alam, seperti bahan sereal, umbi, biji-bijian, sayuran, buah-buahan, hewani dan bahan-bahan olahan lainnya. Berikut bahan-bahan alami yang diketahui mengandung bahan utama pembentuk Vitamin A.
1.    Sereal ; jagung kuning
2.    Umbi-umbian: ubi kuning, ubi kuning kukus, ubi jalar merah, ubi rambat merah,
3.    Biji-bijian; kacang ercis dan kacang merah
4.    Sayuran; bakung, bayam, bayam keripik goreng, bunkil daun talas, bayam merah, daun genjer, daun jambu, daun jambu mete, daun kacang panjangl,  serta daun hijauan lainnya, Gandaria, kacang panjang, kankung, kol cina, labu kuning, pak soy, putri malu, ranti muda, rumput laut, sawi, semanggi, terong hintalo dan wortel.
5.    Buah-buahan; apel, buah negeri, kesemek, mangga, pepaya, pisang, sowa serta sukun.
6.    Hewani; daging ayam, bebek, ginjal domba, hati sapi, hati ayam, sosis hati, berbagai jenis ikan (baronang, cakalang, gabus, kawalinya, kima, lehoma, malugis, rajungan, sarden, sunu, titang dan tongkol), telur dan juga telur ikan asin.
7.    Hasil olahan lainnya; kepala susu, mentega, minyak ikan, minyak kelapa sawit, tepung ikan serta tepung susu.

Peran Vitamin A terhadap Daya Tahan Tubuh
   Vitamin A dapat melindungi tubuh dari infeksi organisme asing, seperti bakteri patogen. Mekanisme pertahanan ini termasuk ke dalam sistem imun eksternal, karena sistem imun ini berasal dari luar tubuh. Vitamin ini akan meningkatkan aktivitas kerja dari sel darah putih dan antibodi di dalam tubuh sehingga tubuh menjadi lebih resisten terhadap senyawa toksin maupun terhadap serangan mikroorganisme parasit, seperti bakteri patogen dan virus (Rutherford 2007).
Beta karoten adalah salah satu bentuk vitamin A yang merupakan senyawa dengan aktivitas antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas. Senyawa radikal bebas ini banyak berasal dari reaksi oksidasi di dalam tubuh maupun dari polusi di lingkungan yang masuk ke dalam tubuh. Antioksidan di dalam tubuh dapat mencegah kerusakan pada materi genetik (DNA dan RNA) oleh radikal bebas sehingga laju mutasi dapat ditekan. Penurunan laju mutasi ini akan berujung pada penurunan risiko pembentukan sel kanker. Aktivitas antioksidan juga terkait erat dengan pencegahan proses penuaan, terutama pada sel kulit.
Beta karoten meningkatkan jumlah sel melawan infeksi, sel-sel pembunuh alami, dan T-sel pembantu, selain juga sebagai antioksidan kuat yang penyapu radikal bebas. Seperti vitamin C dan E beta karoten merupakan antioksidan yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung dengan mengontrol lemak dan kolesterol dalam aliran darah serta mengoksidasiplak yang terbentuk dalam arteri. Beta karoten juga melindungi diri dari kanker dengan merangsang sel kekebalan yang disebut makrofag untuk memproduksi faktor nekrosis tumor, yang membunuh sel kanker. Hal ini menunjukkan bahwa beta karoten dapat meningkatkan produksi limfosit T-sel dan sel pembunuh alami serta dapat meningkatkan kemampuan sel-sel pembunuh alami untuk menyerang sel-sel kanker (Sears 2006).
             Vitamin A merupakan salah satu immunomodulator. Vitamin A merupakan bahan essensial yang berperan dalam penglihatan, pertumbuhan , pembentukan sel epitel, pembentukan sel darah merah dan dalam menjaga jaringan epitel sebagai barier fisik terhadap infeksi, juga sebagai penjaga sejumlah sel imun baik innate ataupun acquired immune system. Sel imun meliputi lymphocytes (B-cells. T-cells, dan natural killer cells), myeloclytes (neutrophils, macroghages, dan mycloid dendritic cells). Suplementasi Vitamin A dapat menurunkan angka kematian bayi sampai 19% - 54%. Mekanisme menurunnya angka kesakitan dan kematian bayi ini belum diketahui secara pasti. Tapi diketahui bahwa peranan vitamin A dalam pembentukan respon imun yaitu terutama peningkatan respon imun sel T dan peningkatan pembentukan antibody (imunoglobulin) (Almatsier, 2006).
Zat gizi sangat berperan dalam meningkatkan dan mempetahankan imunitas tubuh, sehingga asupan zat-zat gizi harus seimbang. Zat-zat gizi yang sangat diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh adalah protein, vitamin A,C,E, sedangkan mineral berupa selenium, zat besi dan seng. Berikut ini merupakan mekanisme vitamin A untuk sistem imun dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Mekanisme Vitamin A untuk Sistem Imun
Sistem imun adalah semua mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan keutuhan tubuh, sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan pada lingkungan hidup. Berikut ini adalah sistem imun berdasarkan pembagiannya pada sistem spesifik dan nonspesifik. Imunitas adalah keadaan seseorang yang terlindung dari pembentukan penyakit. Imunitas terbagi dalam dua bagian imunitas interna dan imunitas eksterna. Vitamin A memiliki keterlibatan pada imunitas interna.
Imunitas Interna adalah imunitas yang terjadi karena resistensi alami organisme. Imunitas interna mencakup sawar terhadap infeksi yang dihasilkan oleh kulit, asam lambung, air mata serta oleh mediator peradangan yang non-spesifik. Imunitas interna dibagi dalam dua bagian yaitu :
a. Imunitas Pasif
Mengacu pada imunitas yang diberikan seseorang melalui transfer antibodi dari orang lain atau pemberian antitoksin yang telah dipersiapkan. Antitoksin adalah antibodi yang diproduksi secara spesifik terhadap toksin bakteri tertentu. Ex : antitoksin difteri.
b. Imunitas Aktif
Adalah proses imun seluler dan humoral yang dibentuk seseorang yang telah secara bermakna terpajan ke suatu mikrorganisme atau toksin. Pajanan dapat terjadi dalam bentuk proses penyakit atau akibat imunisasi. Imunitas aktif ditandai oleh memori baik di sel T maupun sel B, dan pembentukan sel T dan antibodi spesifik.

Mekanisme Kerja Vitamin A terhadap Daya Tahan Tubuh
Menurut Almatsier (2001), Pencernaan dan absorpsi karoten dan retinoid membutuhkan empedu dan enzim pankreas. Vitamin A yang di dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk ester retinol bersama karotenoid bercampur dengan lipida lain didalam lambung. Di dalam sel – sel mukosa usus halus, ester retinil dihidrolisis oleh enzim – enzim pankreas esterase menjadi retinol yang lebih efisien diabsorpsi daripada ester retinil. Sebagian dari karotenoid, terutama beta karoten di dalam sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol (Almatsier, 2006).
Vitamin A terdapat dalam makanan yang berasal dari hewan dalam bentuk retinil ester, di dalam usus halus dihidrolisa oleh enzim hidrolisa menjadi retinol. Selanjutnya diperlukan garam empedu untuk pembentukan “misel” (suatu kompleks antara lemak dan garam empedu yang membuat lemak larut air). Retinol di dalam mukosa usus halus bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel sel vili dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh kilimikron melalui sistem limfe ke dalam aliran darah menuju hati.  Dengan konsumsi lemak yang cukup, sekitar 80 – 90% ester retinol dan hanya 10 – 60% karotenoid yang diabsorpsi. Hati berperan sebagai tempat menyimpan vitamin A utama di dalam tubuh. Dalam keadaan normal, cadangan vitamin A dalam hati dapat bertahan hingga enam bulan. Bila tubuh mengalami kekurangan vitamin A , asam retinoat diabsorpsi tanpa perubahan. Asam retinoat merupakan sebagian kecil vitamin A dalam darah yang aktif dalam deferensiasi sel dan pertumbuhan (Almatsier, 2006).
Retinol
Ester retinil
(mukosa usus)

Ester retinil (makanan)
Β-karoten (makanan)

Retinal
(usus halus)

Kilomikron         β-lipoprotein (limfe)
Ester retinil
(hati)
retinol-binding protein (RBP) prealbumin (darah)
Sel-RBP
Reseptor permukaan
(sel sasaran)
Retinal
(Mata)
as.retinoat
(Sel epitel)
 












Gambar 2. Alur transpor vitamin A di dalam tubuh
Berdasarkan Gambar 2, alur transport vitamin A didalam tubuh adalah sebagai berikut, bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol yang diangkut oleh Retinol Binding Protein (RBP) yang disintesis di dalam hati dengan membuat kompleks dengan prealbumin untuk ditransportasi di dalam plasma menuju sel-sel sasaran. Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh bergantung pada reseptor pada permukaan membran yang spesifik untuk RBP. Retinol kemudian diangkut melalui membran sel untuk kemudian diikatkan pada Cellular Retinol Binding Protein (CRBP) dan RBP kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata, retinol berfungsi sebagai retinal dan di dalam sel epitel sebagai asam retinoat. Vitamin A diekresi melalui urin dan feses (Almatsier, 2006).
Tubuh mengubah beta karoten menjadi vitamin A, yang memiliki sifat antikanker dan berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Kelebihan vitamin A dapat menjadi racun bagi tubuh, sebaiknya mendapatkan asupan beta karoten tambahan dari makanan dan membiarkan tubuh secara alami mengubahnya menjadi vitamin A untuk kekebalan (Sears 2006). Karotenoid dan retinoid dapat merangsang respon imun termasuk penglepasan sitokin dengan aktifitas sel anti tumor, peningkatan sel NK, dan aktifitas limfosit baik dalam invitro maupun invivo. Retinoid bekerja pada diferensiasi sel imun, menigkatkan metogenesis limfosit dan perubahan fagositosis magrofag sehingga apabila terjadi defisiensi vitamin A maka mudah terkena virus Newcastle dan penurunan jumlah limfosit (Aditama, dkk 2010).




KESIMPULAN

            Vitamin A adalah suatu kristal alkohol berwarna kuning (retinol) dan larut dalam lemak. Beta karoten yang merupakan senyawa dengan aktivitas antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas dan bersifat antikanker sehingga dapat meningkatkan respon imun sel T dan peningkatan pembentukan antibody (imunoglobulin).
                Fungsi dari vitamin A bagi tubuh diantaranya adalah sebagai regulasi ekspresi gen, berperan dalam sistem kekebalan tubuh, membentu dalam pencernaan dan saluran ekspirasi serta memperlambat penuaan, pengembangan dan pemeliharaan sel epitel,  melindungi terhadap inveksi dan membantu menjaga kesehatan kulit.
Di alam vitamin A terdapat dalam tiga bentuk yaitu Vitamin A 1 (all trans retinol), Vitamin A 2 (all trans 3 dehidroretinol), dan Golongan karotenoid merupakan provitamin A yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahan makanan yang mengandung vitamin A adalah wortel, ubi kuning, bayam, apel, pepaya, daging, susu dan minyak ikan.
Sistem imun adalah semua mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan keutuhan tubuh, sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan pada lingkungan hidup. Imunitas terbagi dalam dua bagian imunitas interna dan imunitas eksterna. Vitamin A memiliki keterlibatan pada imunitas interna.
Retinol di dalam mukosa usus halus bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel sel vili dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh kilimikron melalui sistem limfe ke dalam aliran darah menuju hati. Retinoid bekerja pada diferensiasi sel imun, menigkatkan metogenesis limfosit dan perubahan fagositosis magrofag sehingga apabila terjadi defisiensi vitamin A maka mudah terkena virus Newcastle dan penurunan jumlah limfosit.












DAFTAR PUSTAKA
Aditama .YA, dkk. 2010. Peranan Suplemen Vitamin A Pda Pengobatan TB. Jurnal
Tuberkulosis Indonesia Vol.4 No.2.  

Almatsier, S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.

Rutherford D. 2007. Sources Of Vitamins. http://www.netdoctor.co.uk.
[31 Desember 2010].

Sears. 2006. 8 Sumber Makanan untuk Kekebalan Tubuh. http://www.askdrsears.com.
[21 Desember 2010].

Semba RD. 1998. Peran Vitamin A dan Retinoid Terkait dalam Fungsi Kekebalan Tubuh.
http://ods.od.nih.gov. [31 Desember 2010].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar